Mohon tunggu...
Sudiono
Sudiono Mohon Tunggu... Lainnya - I Owner Vpareto Travel Indonesia I Konsultan Ausbildung I https://play.google.com/store/apps/details?id=com.NEWVPARETOTOURNTRAVEL.android&pli=1

Pemerhati Masyarakat, Field study : Lychee des metiers des sciences et de I'industrie Robert Schuman, Le Havre (2013). Echange France-Indonesie visite d'etudes des provisieur - Scolaire Descrates Maupassant Lychee de Fecamp. Lycee Louis Modeste Leroy, Evreux (2014), Lycee Professional Jean Rostand, Rouen (2014), Asean Culinary Academy, Kuala Lumpur (2012). Departement of Skills Development Ministry of Human Resources Malaysia (2013). Seoul Technical High School (STHS) 2012. Jeju Self Governing School (2012), Assesor BNSP Marketting (2016), Assesor Akreditasi S/M (2015), Pelatihan CEC Coach Wiranesia (2022), pemilik Vpareto travel Indonesia,

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Urang Minang Tak "Pancasilais"?

4 September 2020   17:52 Diperbarui: 4 September 2020   18:11 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: WinnyMarlina

Perang yang kemudian melibatkan Belanda karena ajakan kaum adat yang terdesak kalah kemudian meluas menjadi Perang antara Kaum Padri dan Penjajah Belanda. Penduduk Sumbar terbanyak adalah etnis Minangkabau hampir 89 persen selebihnya etnis Mandailing, Mentawai dan Jawa. Mayoritas penduduk Sumbar beragama Islam 97,5 persen selebihnya beragama Kristen, Nasrani katolik, Budha dan Hindu. 

Aspek Pendidikan
Tidak bakal terlupakan bahwa Provinsi Sumbar dalam konteks kebangsaan banyak mewarnai Indonesia. Apa sih yang mendorong kok orang-orang Sumbar peduli dengan gerakan kebangsaan? Ini tak lepas dari ada hubungannya dengan pendidikan. 

Sebelum kita mengenal konsep pendidikan nasional seperti sekarang bahwa pendidikan ternyata menjadi sarana vital untuk memanusiakan manusia bebas dari belenggu kebodohan. Keberadaan INS Kayu tanam (Indonesich Nedherlandsche School) dengan formulasi model pendidikan yang menanamkan pada kebebasan berpikir dan memotivasi timbulnya kreativitas siswa. Kalau sekarang kita mengenal sebutan Sekolah Merdeka, guru Merdeka, Organisasi Penggerak oleh Kemendikbud RI 2020. Pertama pencetusnya sebenarnya sekolah ini. 

INS Kayu Tanam yang didirikan 31 Oktober 1926 oleh Mochammad Sjafei sebagai model pendidikan alternatif namun memperkuat pendidikan berbasis islam. Pendidikan alternatif diartikan sebagai konvergensi antara model pendidikan berbasis kolonial belanda dan berbasis pendidikan Islam. 

Kita tahu bahwa yang bersekolah sekolah kolonial adalah anak-anak yang secara historik punya keturunan orangtua bangsawan atau keluarga yang selevel. Bicara INS muncul nama-nama besar dalam sejarah politik dan seni nasional. Misalnya saja Tarmizi Taher, Ali Akbar Navis, Mochtar Lubis, Hasnan Habib dan Kaharuddin Nasution (liputan6).

Keberadaan sekolah di Sumbar amat berperan penting. Sangat jarang di luar provinsi Sumbar kala itu yang memiliki lembaga pendidikan berkelas /unggulan kecuali hanya di Pulau Jawa. Melalui pendidikan intens maka hasil yang di petik pengaruhnya sangat luarbiasa dalam melahirkan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan asal Sumbar.

Nama-nama lain seperti: Muhammad Yamin, Mohammad Hatta, Abdul Halim, Hamka, Abdul Muis, Adnan Kapau Gani, Agus Salim, M. Natsir, Rasuna Said, Sutan Sjahrir, Tan Malaka dll adalah para tokoh bukan kaleng-kaleng tetapi nasional dan internasional kiprah mereka yang berbagi peran bahu membahu ikut memerdekan bangsa ini. 

Di antara para tokoh tak ada yang saling menjatuhkan. Sikap "Basamo" merasakan pedih dan  penderitaan di bawah kaki penjajah menjadi soliditas melawan kolonial Belanda. 

Kalau Mohammad Hatta, selain negarawan Bung Hatta juga banyak melahirkan konsep pemikiran perjuangan berbasis ekonomi terutama kemandirian sebagaimana tercantum Pasal 33 ayat (1) UUD RI 1945. 

Maka tak heran sejarah mencatat selain pernah menjadi Wakil Presiden bersama Soekarno. Bung Hatta juga di kenal sebagai tokoh pendiri koperasi karena gagasannya original. Bagaimana koperasi bisa memakmurkan masyarakat kecil terutama petani dan para pedagang kecil yang jumlahnya tersebar di se-antero nusantara.

Aspek Kekinian
Bicara aspek kekinian atau kontemporer maka pusaran keberadaan Sumbar tetap menjadi sentral perebutan pengaruh partai-partai politik baik berbasis keagamaan dan nasionalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun