Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koordinator Lomba, Pemandu Langkah Murid Menuju Prestasi

23 Agustus 2025   19:43 Diperbarui: 24 Agustus 2025   21:06 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penghargaan pelaksanaan P5 Kumer, sumber dokpri

Tugas guru tidak sekadar mengajar dan mendidik. Mendapatkan alokasi 28 JP setiap minggu, belum lagi sebagai wali kelas, guru wali, koordinator gebyar karya, potensi murid, koordinator PBL, dan lainnya yang terkadang mengatur segi prioritas. Asal yang menjadi tugas utama mengajar tetap tidak diabaikan karena itu tupoksi paling utama dan hak setiap murid untuk mendapat pengajaran. Sedangkan yang lainnya memiliki porsi yang kedua di sela tugas utama.

Untuk memanajemen waktu, saya mesti analisis persiapan kompetensi dan kerumitan serta kerja keras murid. Ada lomba yang memerlukan waktu latihan intensif berbulan-bulan, ada yang riset dan pembimbingan mendalam, ada yang kemampuan bicara yang perlu latihan sering, dan sebagainya. Sementara bagian tulis dikerjakan di sela istirahat di rumah secara daring agar tidak mengganggu tugas utama sebagai guru dan peran ibu di rumah. Dengan begitu dapat memastikan semua murid di bawah binaan memperoleh kesempatan yang adil tanpa mengorbankan haknya.

Mengatasi keterbatasan dana, dukungan, dan fasilitas

Kadang keterbatasan menjadi suatu penghalang dan mundurnya sebuah niat. Namun saya bisa melakukan analisis dengan melihat potensi sumber daya yang ada, melakukan komunikasi baik pada rekan guru, bendahara, kepsek, murid, dan orang tua untuk mengatasi hal tersebut. Jika beban tersebut saya bagi maka saya tak merasa sendiri. Hal tersebut saya lakukan agar persiapan tetap maksimal meskipun mesti memanfaatkan aset yang ada.

Membangun mental juara

Saya sadar bahwa bakat yang dimiliki setiap unik beragam begitu juga dengan mentalnya. Jika mentalnya tak dibangun meskipun latihan sudah maksimal belum tentu saat tampil juga optimal. Tentu ada rasa cemas, gugup, dan bahkan kehilangan rasa percaya diri. Untuk itu, saya perlu mengajak bicara untuk memotivasi, mendengar segala keluhan, menanamkan keyakinan bahwa usaha tak pernah menghianati hasil sehingga diperlukan keberanian tampil dan berjuang dengan penuh keyakinan.

Dalam membangun keyakinan ini, saya bisa memposisikan sebagai teman bukan sebagai guru. Agar segala kendala dapat teratasi bukan menjauh yang menganggap diri kurang berarti. Inilah terkadang pendekatan yang mesti kita belajar dan belajar disesuaikan karakteristik murid. Hal tersebut penting sebab, bentuk penanganan setiap murid yang satu dan yang lain berbeda.

Mengatasi rasa lelah dan jenuh

Inilah terkadang tantangan yang melemahkan semangat. Saya kadang melihat wajah murid satu persatu untuk melunturkan ego diri agar tidak kembali di masa 2019-2021. Di mana masa yang menguras emosi karena kurang mendapat dukungan dan pengorbanan melebihi batas. Meskipun banyak penghargaan yang sudah diperoleh. Tapi tetap juga tak mampu menepiskan rasa itu. Namun, kita bisa jeda sejenak sambil belajar pengembangan diri. Selama 3 tahun tak menyentuh karena tak mampu mengendalikan diri.

Dari pengembangan diri itulah saya merasa mendapat pencerahan dari pengalaman pelatihan baik secara daring dan luring. Kini rasa jenuh itu kembali luntur sejak 2022 hingga sekarang. Meskipun niat untuk berhenti tetap ada, namun tetap memotivasi agar tetap menyelesaikan hingga di akhir 2026.

Selain itu, saya membaca buku tentang pengembangan diri dan motivasi agar tetap semangat. Sebab, semangat dari diri tak mampu melemah manakala kendala yang besar datang menyapa. Saya tetap dapat berpikir terbuka dan realistis agar tidak membuat beban pikiran baru yang mengganggu kewajiban utama sebagai guru dan orang tua di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun