Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fenomena Terkikisnya Etika dan Rasa Malu

24 Februari 2024   06:19 Diperbarui: 24 Februari 2024   06:24 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Fenomena Terkikisnya Etika dan Rasa Malu

Di sudut kota yang begitu riuh

Tatkala senja hangat menyapa

Menyambut malam datang menanti

Nampak bayangan gelap

Mengintai di balik dinding-dinding

Mereka seolah tak percaya dengan apa yang terjadi?

Saat etika mulai meredup, rasa malu terlupakan

Semua tenggelam dalam lautan ambisi

Sementara nurani terbengkalai dalam duka

Di arena politik, tarian kepalsuan terasa begitu nyata

Janji manis yang diucapkan mulai terlupa saat kursi menjadi pujaan

Etika mulai tergantikan oleh kepentingan tertentu

Bahkan rasa malu pun menghindar dari tatapan tajam

Sementara di dunia maya, fitnah dan penyebar kebencian merajalela

Saling sikut dan saling mencela

Etika seolah terkubur  dalam kepalsuan yang asing

Anonimitas memupus rasa malu dan mengikis kejujuran

Etika seolah terpaku di antara kilatan layar digital

Saat kebenaran mulai terkikis oleh algoritma kepentingan

Namun, masihkan ada terselip cahaya di balik kegelapan?

Di antara reruntuhan peradaban yang mulai terganti

Mungkinkah masih ada tumbuh benih-benih harapan?

Untuk mengembalikan norma kehidupan

Yang terkoyak karena pelampiasan ego semata

Mari kita saling bangun dan mengingatkan diri

Menerapkan nilai kehidupan

Sebagai budaya bangsa

Sebagai warisan leluhur

Untuk terus kita jaga dan rawat dengan sepenuh hati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun