Guru tidak bisa memaksakan apa yang menjadi kehendak pribadi. Cobalah berikan ruang dan gerak yang tujuan tetap sama hanya caranya saja yang berbeda. Begitu halnya dalam memberikan evaluasi tidak selalu sesuai keinginan tetapi bisa berupa berikan opsi sehingga siswa akan memilih sesuai bakat dan minat.Â
Selain itu, masukan dari siswa untuk perbaikan dalam pembelajaran perlu kita dengar dan realisasikan demi meningkatkan kualitas pembelajaran tentunya.
Ketiga, guru bisa memandang suatu keadaan dari sudut pandang siswa. Dalam pembelajaran tentu kita bukan satu-satunya guru yang menjadi sumber pembelajaran. Guru dapat memperdayakan siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran.Â
Tingkat kritis siswa dalam memandang sesuatu perlu diapresiasi. Tidak selamanya siswa hanya bertugas sebagai penyimak ulung saja tapi mereka memliki pendapat jika dieksplor akan menumbuhkan kreativitas baru yang patut difasilitasi.
Keempat, guru bisa mengantisipasi situasi sehingga dapat memiliki atau menentukan sikap yang sesuai. Jika pembiasaan empati yang dimiliki seorang akan menumbuhkan inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran. Ide-ide baru yang merangsang pembelajaran ketika siswa kurang bersemangat. Inisiatif inilah membuat hidup pembelajaran menjadi bermakna.
Nah, bagaimana jika seorang guru tidak memiliki empati kepada siswa, lalu apa yang terjadi dalam proses pembelajaran?Â
Pertanyaan sederhana tapi cukup menggelitik. Anggap saja bila kita bekerja di sebuah tim, hanya ada satu atau dua yang peduli terhadap program kerja. Lalu bagaimana perasaan kita? Apa tujuan atau harapan akan berbeda manakala semua berbaur menjadi satu kesatuan yang utuh.Â
Berikut ini dampak bagi seorang guru yang tidak memiliki empati, yakni hubungan antara guru dan siswa kurang baik, proses pembelajaran kurang efektif atau kurang menyenangkan, dan guru hanya berfokus pada tujuan pembelajaran sementara siswa kuarng fokus atau kurang aktif.
Untuk menghindari akibat guru yang belum memiliki rasa empati perlu mengasah kemampuan rasa empati. Berikut ini adalah cara mengasah kemampuan empati seorang guru adalah
Pertama kontak mata. Kontak mata merupakan salah satu cara menarik simpati. Jika fokus kita tertuju kepada siswa maka siswa akan merasa diperhatikan dan dihargai.Â
Sebaliknya jika kontak mata kita ke mana-mana maka akan berimbas pada fokus siswa tentunya. Guru dapat mendengarkan pada saat siswa mengemukan sesuatu. Maka pandangan guru hendaknya tertuju kepadanya.