Mohon tunggu...
Muhammad Eko Subagtio
Muhammad Eko Subagtio Mohon Tunggu... Freelancer - History Educator

Historia Est Magistra Vitae, Nuntia Vetustatis..!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengaruh Pemikiran John Dewey Terhadap Perkembangan Kurikulum Social Studies di Turki

6 September 2020   22:42 Diperbarui: 7 September 2020   02:44 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara historis, perubahan besar yang terjadi pada kurikulum social studies di Turki dimulai pada tahun 1924. Kurikulum social studies tahun 1924 menjadi sejarah sebagai kurikulum sementara, yang diimplementasikan ketika Republik Turki baru didirikan dan hanya dipraktikkan selama dua tahun. Program ini berfokus pada pembuatan warga negara baru yang loyal dengan menggunakan nilai-nilai baru seperti nasionalisme, westernisasi dan menolak dominasi agama (Öztürk : 2006, Üstel : 2004). Oleh karena itu, materi sejarah umum Turki lebih dianggap penting daripada sejarah Islam dan Kekaisaran Ottoman. Program ini juga mencerminkan perspektif esensialis sehingga menganjurkan guru serta institusi pendidikan agar berorientasi pada buku teks (text book) untuk mata pelajaran sosial studies (Öztürk : 2006).


Kurikulum sosial studies tahun 1926 adalah kurikulum yang menyelesaikan proses reformasi politik dan sebagian besar dibentuk oleh saran dari pakar pendidikan Amerika John Dewey. Dia menyarankan dalam laporan pertamanya (ditulis pada tahun 1924) bahwa pendidikan harus dilakukan secara fungsional, praktis, dan terkait dengan kehidupan nyata. Sebagai konsekuensinya dari rekomendasi tersebut, Dewan Pendidikan Turki didirikan pada tahun 1926 dengan tujuan mengembangkan program pengajaran yang dianggap perlu ditingkatkan. Karena pengaruh Dewey, pragmatisme menjadi filosofi utama dari program tersebut. Pelajaran baru yang disebut dengan pembelajaran kehidupan diciptakan untuk kelas 1 -3 sekolah dasar dengan menggabungkan topik kelas sejarah, geografi, kewarganegaraan, dan sains (Ata : 1998). Revolusi Turki dan kesadaran kewarganegaraan sangat ditekankan pada  kurikulum sosial studies 1926.

Pada tahun 1968 kurikulum social studies dipraktikkan hampir 30 tahun. Tujuan utama dari program ini adalah untuk membuat warga negara percaya bahwa Republik Turki adalah negara nasional, demokratis dan sosial berdasarkan hak asasi manusia, dan Turki Republik memiliki integritas yang tak terpisahkan dengan tanah dan rakyatnya, dan termasuk negara kreatif diantara anggota komunitas dunia (the world community) (MEB, 1968). Mata pelajaran yang sebelumnya bernama  "Studi tentang Masyarakat dan Negara" diubah menjadi " sosial studies ".

Kurikulum sosial studies tahun 1998 umumnya merupakan kurikulum kerangka kerja yang dikembangkan di bawah pengaruh pendekatan behavioristik. Konsep-konsep utama dari program-program sebelumnya seperti nasionalisme, sekularisme, patriotisme, republikanisme tetap ada di dalam kurikulum tahun 1998. Norma Uni Eropa dan perspektif Barat juga mempengaruhi pembangunan program tersebut (MEB : 1998).

Program sosial studies tahun 2005 telah dikembangkan secara progresif dan konstruktivis, perkembangan ini terjadi bersamaan dengan proses harmonisasi dengan Uni Eropa. Program tersebut dirancang dengan menggunakan pendekatan interdisipliner, tematik dan prinsip spiral. Konsep, keterampilan dan nilai ditekankan dengan strategi pedagogis modern. Program tersebut ditekankan dengan cara pengukuran alternatif dan model penilaian seperti penilaian berbasis kinerja yang mengedepankan pada proses belajar daripada hasil (MEB, 2005; Şahin, 2009).

Hasil review dari International Journal of Progressive Education

Judul Jurnal : Development of Social Studies Curriculum in Turkey and John Dewey’s Effect on the Modernization of Turkish Education 

Author  : Bülent Tarman

References :

Büyükdüvenci,S. (1995). John Dewey's impact on Turkish Education, Studies in Philosophy and Education, 13, 393-400.

Dewey, J. (1916). Democracy and education. New York: Free Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun