Hal ini karena keadilan tanpa kemakmuran adalah negara komunis, dan kemakmuran tanpa keadilan adalah negara kapitalis. Indonesia juga tidak teokratis (berdasarkan agama) dan juga tidak pula sekuler karena agama memiliki peranan.Â
Indonesia itu, seperti dikatakan oleh Presiden keempat kita Gus Dur "Ma Baina, Wa Baina" yang artinya tidak begini dan tidak begitu, bukan teokratis, juga bukan sekuler, berarti Indonesia ini negara yang bukan-bukan.Â
Menurut saya jika kita mengaku sebagai bangsa Indonesia dan menjunjung tinggi Pancasila kita tidak boleh anti-antian, anti komunis, anti kapitalis, atapupun anti agama, jadi jika ada sekelompok orang yang membawa ide atau gagasan, maka jawab saja semuanya sudah terkaper dalam Pancasila.Â
Dalam hal ini, nampaknya Panglima Tentara Indonesia dapat diaktakan memahami betul Pancasila, yanga awalnya anak-cucu dari anggota Partai Komunis Indonesia tidak boleh menempati jabatan pemerintahan dan sekarang diperbolehkan, walaupun pasti akan tetap ada pro dan kontra.
Pemahaman terhadap Pancasila harus terus ditanamkan, terutama kepada generasi bangsa sekarang, kita semua memiliki tanggungjwab moral terhadap generasi bangsa ini. Jangan sampai negara kita hancur karena kelalaian kita sebagai orang tua dri generasi selanjutnya.Â
Masalahnya, banyak orang, entah itu mahasiswa, guru, dosen, bahkan pegawai negeri sipil  yang tidak paham betul Pancasila. Jika tidak paham tentu pahamnya yang salah.Â
Kebanyakan orang ketika ditanya apa itu Pancasila, dijawab; Pancasila itu ideologi, Pancasila itu dasar negara. Secara tekstual tidaklah salah, tetapi secara kontekstual berati tidak paham Pancasila.Â
Pancasila itu konsep ideal, yang menurut saya bahkan sebetulnya tidak hanya relevan bagi bangsa Indonesia sendiri, tapi bisa relevan juga diterapkan oleh negara lain, mungkin saja negara lain menerapkannya tapi tidak menjadikannya sebagai simbol seperti Indonesia.Â
Pancasila adalah ide yang tawazun (berimbang), dan tawasuth (moderat). Pancasila menjadi penyeimbang dari ideologi-ideologi yang ada, unsur-unsur dalam setiap jiwa, ide manusia diseimbangkan dalam Pancasila, Pancasila menyeimbangkan antara hubungan manusia dengan tuhannya, menyeimbangkan hubungan dirinya dengan orang lain dan menyeimbangkan hubungan dirinya dengan alam semesta.Â
Selain itu, Pancasila juga selalu mengambil jalan tengah (moderat) dalam mengambil sebuah gagasan, sebelum diputuskan. Contoh jika dihadapkan dua pilihan yang baik maka memilih yang terbaik, jika dihadapkan dua pilihan buruk, maka memilih yang terkecil buruknya.Â
Sangat jelas, Pancasila itu merupakan konsep ide yang ideal, yang apabila diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara rakyatnya akan  bahagia, adil dan sejahtera.Â