Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

Hai, salam kenal! Saya Santuso, seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik Islam ideologis. Konten blog ini saya tulis untuk berbagi inspirasi, informasi, stori, dan nasihat islami. Bila bermanfaat, silakan disebarluaskan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Motivasi Agar Selalu Optimis Menjemput Rizki dari Allah

17 September 2020   06:27 Diperbarui: 31 Oktober 2020   06:18 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkait rizki (bahasa Indonesia: rezeki), kita semua yang hidup di dunia ini adalah makhluk yang senantiasa mendapat rizki dari Allah. Hal itu telah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya di Qur'an surat Huud ayat 6. Dalam ayat tersebut, Allah menegaskan bahwa Dia menjamin rizki semua makhluknya yang hidup di dunia. Firman Allah satu ini yang seharusnya menjadi motivasi kita untuk selalu optimis menjalani hidup karena setiap makhluk yang hidup pasti dijamin rizkinya oleh Allah.

Satu hal yang harus dipahami betul tentang rizki ialah rizki itu pemberian dari Allah, bukan dari manusia. Rizki merupakan qodho' atau ketetapan dari Allah sehingga hal ini menjadi wilayah Allah dan Dia yang mengaturnya. Adapun wilayah manusia ialah berusaha atau ber-ikhtiar untuk menjemputnya.

Karena ini adalah qodho', apabila  Allah sedang menyempitkan rizki seseorang, semaksimal apapun ia berusaha, ia tidak akan mendapatkan rizki banyak. Begitu pula, sesulit apapun keadaan manusia, jika Allah melancarkan rizkinya, tentu ia akan mendapatkan rizkinya dengan mudah.

Ngomong-ngomong tentang rizki, saya ingin berbagi pengalaman pribadi tentang mendapat rizki dalam beberapa keadaan. Namanya juga qodho' Allah dan manusia hanya bisa berikhtiar, adakalanya rizki yang saya terima sesuai dengan ikhtiar, adakalanya juga berbeda dengan ikhtiar yang telah dicurahkan. Bahkan, adakalanya saya mendapat rizki dalam keadaan tidak melakukan ikhtiar apapun pun. Itulah yang disebut keajaiban rizki.

Saya ceritakan pengalaman saya sekadar berbagi inspirasi dan motivasi agar selalu optimis menjemput rizki dari Allah.

1. Rizki bertambah setelah berkeluarga

Pengalaman yang sangat saya rasakan tentang keajaiban rizki dari Allah ini adalah saat saya menikah. Sebelum menikah, penghasilan saya hanya sebatas Rp 600.000. Namun, setelah menikah, penghasilan saya bertambah. Bahkan, saat saya mulai memiliki seorang buah hati, penghasilan saya bisa bertambah hampir 2,5 kali lipat. Alhamdulillah,.

Meskipun penghasilan saya kecil menurut sebagian orang, poin penting dari pembahasan ini bukan dari besarnya penghasilan, namun berapa kali lipat bertambahnya rizki pasca menikah. 

Qur'an surat An-Nuur ayat 32 menjadi motivasi bagi saya untuk berani menikah. Dalam ayat tersebut, Allah menjamin rizki bagi orang-orang yang berkeluarga. Nah, bagi Anda yang ragu untuk menikah hanya karena alasan ekonomi, Anda perlu mempelajari tafsir ayat tersebut agar termotivasi. Selain dijamin rizkinya oleh Allah, dengan menikah, kita bisa menyempurnakan separuh agama kita. Hal itu karena separuh ajaran agama Islam berhubungan dengan keluarga.

2. Rizki bertambah setelah bersedekah

Pengalaman pribadi kedua yang paling mengesankan ialah mendapat rizki sepuluh kali lipat dari harta yang disedekahkan. Pada suatu ketika, saya pernah memberi uang Rp 2.000 kepada pengemis. Pada saat itu, saya sedang melakukan perjalan menuju ke rumah teman.

Sesampainya di sana, saya justru diberi uang oleh orang tua teman saya. Poin pentingnya bukan nominalnya ya, namun kelipatannya. Inilah keajaiban dari bersedekah. Jadi, jika rizki kita sedang sulit, bersedekahlah. Insya Allah, Allah akan memberikan yang terbaik kepada kita. Pernah dengar kisah Abdurahman bin Auf dan kurma busuk? Insya Allah kisah itu sangat memotivasi kita untuk semangat bersedekah.

3. Dapat rizki sesuai dengan keinginan tanpa ikhtiar

Jika mendapat rizki setelah berikhtiar, mungkin itu sudah dianggap biasa. Namun, bagaimana rasanya mendapat rizki yang kita inginkan sedangkan sebelumnya tidak melakukan ikhtiar apapun?

Pengalaman mendapat rizki hanya sebatas keinginan tanpa ada usaha juga pernah saya alami juga. Pada suatu ketika, saya menginginkan makanan yang bisa langsung dimakan tanpa harus melakukan ikhtiar yaitu memasaknya. Alhamdulillah, selang beberapa menit, Allah memberikan rizki makanan melalui tetangga yang memberikan makanan itu ke saya.

Ini adalah bukti bahwa rizki itu dari Allah. Adakalanya Allah memberikan rizki kepada seorang hamba meski hamba tersebut sedang tidak melakukan apa-apa. Jadi, selalu ber-khuznudzon ya kepada Allah!

4. Sudah ikhtiar, tapi dapat rizki dari jalan lain

Pengalaman selanjutnya ialah saat saya mengikuti give away di sosmed. Pada saat itu, ada sebuah perusahaan yang sedang mengadakan event bagi-bagi hadiah selama beberapa kali dalam sebulan. Saya ikuti event tersebut dari awal hingga akhir, namun tidak satu pun hadiah itu saya dapatkan. 

Selang beberapa pekan setelahnya, seseorang memberikan sepeda mini kepada saya. Padahal sebelumnya, sepeda mini itu adalah hadiah yang saya harapkan dari event give away tadi. Jika saya menang, saya hadiahkan kepada si kecil. Namun, ternyata saya mendapatkannya dari jalan lain yaitu lewat pemberian dari seseorang. Alhamdulillah. Kini sepeda mini itu bisa dipakai untuk si kecil.

Masya Allah. Sesuai dengan firman Allah dalam Qur’an surat Ath-Thalaq ayat 3, adakalanya rizki itu datang dari jalan yang tidak disangka-sangka ya.

5. Sudah ikhtiar, tapi dapat rizki lain yang lebih baik

Pengalaman berharga untuk saya sendiri adalah ikhtiar itu tidak menjamin sebab Allah menurunkan rizki. Sebab, rizki adalah kehendak Allah. Meskipun kita sudah berdoa dan berusaha, adakalanya kita itu tetap tidak mendapatkan rizki yang sesuai dengan apa yang kita mau.

Pengalaman dari saya tentang poin ini ialah saat saya menyiapkan semua hal untuk melamar beasiswa S2. Semua berkas pengajuan beasiswa sudah lengkap dan syarat-syarat penerima beasiswa (seperti IPK cumlaude, dll) sudah sesuai dengan keadaan saya. Namun, kenyataannya saya tidak lolos seleksi. Berhubung pada saat S1 pernah mendapat beasiswa full, semangat untuk mengejar beasiswa S2 tetap ada. Saya coba lagi melamar pada tahun berikutnya dan hasilnya sama seperti sebelumnya. Hiks...hiks... nyesek juga rasanya.

Meskipun begitu, satu hal yang patut saya syukuri adalah ternyata Allah memberikan rizki lain yang lebih baik bagi saya. Pada malam hari ketika saya mengetahui pengumuman tidak lolos beasiswa, pada malam itu juga Allah memberikan hadiah spesial bagi saya dengan kehadiran si buah hati. Alhamdulillah. Proses melahirkan berjalan dengan lancar. Istri dan si buah hati saya dalam keadaan selamat dan sehat.

6. Jika Allah menurunkan rizki, dimana pun berada pasti dapat rizki

Pengalaman unik lainnya yang pernah saya rasakan adalah mendapat rizki di tempat lain. Saat hari raya Idhul Adha sebelum pandemi, lembaga pendidikan tempat saya bekerja biasa mengadakan kurban sehingga semua guru, karyawan, dan murid mendapat daging kurban. Saya berikan daging kurban itu untuk orang tua di kampung. Namun, hari raya Idhul Adha saat pandemi kemarin menjadikan agenda kurban di sekolah ditiadakan. Meski demikian, ternyata Allah memberikan rizki berupa daging kurban di tempat lain yaitu di kampung (karena saya pulang kampung). Padahal sebelumnya, orang tua saya di kampung jarang kebagian daging kurban dari masjid setempat penyelenggara kurban.

Begitu pula, pernah saya mencari mangga di tempat tinggal nenek yang berada di kaki gunung tetapi mangga di sana habis. Padahal di daerah tersebut penghasil mangga yang sangat melimpah. Namun, ternyata saya mendapatkan mangga yang banyak di rumah mertua.

Itulah enam keadaan yang pernah saya alamai tentang keajaiban rizki. Keajaiban rizki untuk setiap orang bisa jadi berbeda-beda. Meskipun begitu, semoga pengalaman dari saya ini bisa memberikan inspirasi dan menambah motivasi kepada kita semua untuk selalu optimis dalam menjemput rizki dari Allah ini. Selanjutnya, agar rizki kita diperlancar dan diberkahi oleh Allah, kita harus menantiasa mendekatkan diri kepada Allah, hindari maksimat, istiqomah menjalankan perintah yang wajib, dan meningkatkan amalan sunnah, seperti bersedekah, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun