Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

Hai, salam kenal! Saya Santuso, seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik Islam ideologis. Konten blog ini saya tulis untuk berbagi inspirasi, informasi, stori, dan nasihat islami. Bila bermanfaat, silakan disebarluaskan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Karakteristik Masyarakat Suku Madura

19 Juli 2020   15:51 Diperbarui: 24 Mei 2021   06:33 8009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Sebutan Sanggit

Suku Madura menggunakan bahasa Madura dalam berkomunikasi sehari-hari. Adapun bahasa ini memiliki empat dialek besar, yaitu dialek Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, dan Kangean. Setiap dialek-dialek ini memiliki sedikit perbedaan atau variasi bahasa. 

Bagi orang Madura, mendengarkan orang Madura lain yang bahasanya agak berbeda itu adalah aneh. Sebagai contoh, jika ada orang Madura dialek Sumenep berbicara atau mendengarkan orang Madura dialek Sampang, maka masing-masing dari mereka akan mengecap lawan bicaranya dengan sebutan sanggit (aneh).

5. Rajin dan Pekerja Keras

Orang Madura sangat rajin dalam bekerja. Meskipun penghasilannya minim, namun mereka tetap tekun menjalani pekerjaannya. Bahkan, sekecil apapun penghasilannya, ada juga orang Madura yang masih bisa menabung hingga sampai bisa menunaikan ibadah haji. Mereka harus rajin dan menjadi pekerja keras supaya bisa mencukup kebutuhan keluarganya agar tidak sampai mengemis atau meminta-minta yang bisa menjatuhkan harga diri.

6. Peduli Terhadap Sesamanya

Orang Madura memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama orang Madura. Mereka sangat care dengan sesama orang Madura dengan saling berbagi makanan. Bagi mereka, jika ada seseorang (misal si A) mendapat pemberian (biasanya berupa makanan) dari orang lain (misal si B), maka dalam benak si A akan merasa berkewajiban untuk membalas pemberian si B. Termasuk juga dalam berkunjung atau bertamu, ada saling balas-berbalas.

Rasa solidaristas itu semakin kuat jika sedang di luar kampung halamannya, seperti di perantauan. Jika ada dua orang Madura atau lebih bertemu di perantauan, maka ikatan, rasa simpati, dan empati muncul sebagai sesama orang Madura. Mereka biasanya menyebut tretan dibik (saudara sendiri). Meskipun demikian, bukan berarti mereka tidak care dengan selain orang Madura lho ya.

7. Tegas dan Blak-Blakan

Jika orang Jawa pandai menyembunyikan amarah supaya tidak terjadi pertengkaran sebagaimana filosofi blangkon yang mereka pakai, maka berbeda lagi dengan orang Madura. Apabila ada unek-unek, orang Madura langsung menyampaikannya kepada orang yang dituju. Termasuk juga jika dia marah kepada seseorang, maka marahnya dia itu disampaikan kepada orang tersebut. Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua orang Madura ya. Tetapi pada intinya, mereka tidak malu-malu jika ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain.

8. Stereotip dan Gaya Bicara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun