Mohon tunggu...
Kapten Jack Sparrow
Kapten Jack Sparrow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Instagram: stvnchaniago, Email: kecengsc@gmail.com, Youtube: FK Anime,

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Pentingnya Menyalakan Kamera Selama Sistem Pembelajaran Online

30 November 2020   09:26 Diperbarui: 2 Desember 2020   15:08 1710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Freepik/karlyukav)

Di masa pandemi Covid-19, tidak bisa dipungkiri bahwa banyak sektor yang terdampak dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Mulai dari sektor ekonomi, agama, sosial budaya, hingga pendidikan.

Sektor pendidikan tak dapat diayal merupakan salah satu yang paling banyak melakukan adaptasi dalam implementasinya. Hal itu ditandai dengan perubahan proses belajar mengajar dari yang awalnya tatap muka kini bergeser menjadi tatap laptop alias virtual.

Di tengah adaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru, ternyata muncul fenomena yang meresahkan bagi para dosen. Fenomena tersebut adalah hampir semua mahasiswa, selalu mematikan kamera mereka saat tengah belajar online baik melalui Zoom atau Google Meet.

Pelajar banyak yang beralasan bahwa menghidupkan kamera mereka selama 2 sampai 3 jam mengurangi jumlah kuota data mereka secara signifikan. Ditambah lagi, banyak yang merasa tidak rapi atau belum mandi ketika diminta menyalakan kameranya. Hal ini pun coba dimaklumi oleh para dosen.

Tapi, tak sedikit yang justru menyalahgunakan kepercayaan para tenaga pengajar tersebut dengan melakukan hal yang tak seharusnya mereka lakukan saat proses belajar mengajar.

Beberapa postingan di Instagram, ada yang memperlihatkan siswa sedang menonton drama Korea saat berada dalam kelas, ada juga yang kelasnya ditinggal tidur, dan yang paling parah adalah mereka bermesraan bersama pasangan mereka ketika sedang kelas.

Ya, hal tersebut bisa saya ketahui karena ada yang lupa mematikan microphone saat menonton film, atau lupa mematikan kamera saat melakukan hal yang tak seharusnya tersebut saat proses pembelajaran.

Namun, apakah urgensi menyalakan kamera saat kelas online ini benar-benar sepenting itu? Menurut "curhatan" dari dosen saya saat sedang mengadakan kelas online, setidaknya ada 3 alasan beliau yang mengindikasikan pentingnya menyalakan kamera saat kelas. Berikut 3 argumen beliau yang saya tangkap.

1. Mengukur Tingkat Pemahaman Mahasiswa terhadap Pelajaran
Sebagai dosen komunikasi, dosen saya tahu betul pentingnya penilaian verbal dan non-verbal komunikasi dalam sistem pembelajaran. Ya, aspek verbal dan non-verbal komunikasi sangat vital perannya dalam mengukur tingkat pemahaman mahasiswa terhadap pelajaran yang diterangkan.

Mahasiswa yang menutup kamera bisa saja menjawab "iya" ketika ditanya mengerti atau tidak. Tapi, apakah mereka sungguh-sungguh mengerti? Entahlah, hanya mahasiswa bersangkutan yang tahu, dosen pun tak akan bisa tahu.

Hal itu dikarenakan dosen hanya punya informasi dari verbalnya saja. Tak ada interaksi non-verbal seperti anggukan kepala, menggelengkan kepala, atau mengangkat tangan.

Di sinilah pentingnya menyalakan kamera saat online class. Dengan nyalanya kamera, dosen dapat menarik kesimpulan apakah mahasiswanya benar-benar paham materi yang dijelaskan atau tidak, dari gesture atau non-verbal komunikasi yang mereka gunakan. Jadi, yang pura-pura memperhatikan, yang hanya iya iya saja, dan yang pandangannya kosong pun dapat ketahuan oleh dosen.

Jadi, apakah menyalakan kamera saat pelajaran urgensinya penting? Ya, jelas penting sekali. Tapi, apakah mahasiswa mau menyalakan kameranya secara sukarela? Tentu tidak, karena alasan tertentu dari setiap mahasiswa tadi yang ingin melakukan aktivitas lain di luar pembelajaran.

Maka dari itu, tak sedikit dosen yang "mewajibkan" mahasiswanya menyalakan kamera sebagai syarat pencatatan kehadiran. Hal ini pun terbukti cukup efektif dan dapat ditiru oleh para Kompasianer yang berprofesi sebagai dosen serta memiliki keresahan yang sama.

2. Agar Tercipta Komunikasi Dua Arah antara Dosen dan Mahasiswa
Sudah seharusnya dan wajib hukumnya, bahwa komunikasi dua arah adalah salah satu aspek yang harus terpenuhi dalam sistem belajar mengajar. Baik dari dosen maupun mahasiswa, kedua pihak harus memberikan responnya masing-masing.

Namun fakta di lapangan dalam proses implementasi sistem belajar online, nampaknya komunikasi dua arah antara dosen dan mahasiswa belum begitu terwujud. Saat ini, hanya terjadi interaksi satu arah yakni dari dosen ke mahasiswa, tanpa ada feedback atau balasan dari mahasiswa terhadap dosen.

Potret Sistem Pembelajaran Virtual Selama Masa Pandemi Covid-19 | aljazeera.com
Potret Sistem Pembelajaran Virtual Selama Masa Pandemi Covid-19 | aljazeera.com

Hilangnya interaksi dari mahasiswa kepada dosen gara-gara tidak ada yang menyalakan kameranya, menyebabkan banyak dosen yang merasa kecewa. Dosen merasa hanya berbicara dengan tembok, lantaran mahasiswanya hanya diam seperti tembok dan tidak memberikan respon apa pun. Entah mereka mengerti atau tidak.

Padahal seharusnya, setelah dosen memberikan materi atau menjelaskan sesuatu, mahasiswa dituntut kritis dan turut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Partisipasi aktif tersebut dapet berupa tanggapan dengan menjawab "ya" atau "tidak", bisa juga dengan memberikan pertanyaan, dan juga bisa mendebat penjelasan dosen tersebut apabila dirasa ada kekeliruan yang harus diluruskan.

Maka dari itu, dosen menginginkan para mahasiswanya membuka kamera serta microphone nya, agar mereka tergerak melakukan interaksi atau feedback tersebut. Karena kalau kamera mahasiswa dimatikan, mereka cenderung merasa tidak memiliki kewajiban untuk menjawab ataupun merespon pertanyaan atau penjelasan dari para dosen.

3. Menghindarkan Mahasiswa Melakukan Kegiatan Diluar Proses Pembelajaran
Ya, seperti yang sudah saya singgung sedikit di awal, persoalan mahasiswa yang menyalahgunakan kepercayaan dari dosen inilah yang membuat para dosen akhirnya gerah dan mulai mempertanyakan keputusan mahasiswa yang memilih untuk mematikan videonya.

Perilaku mahasiswa yang tidur-tiduran sambil kelas, masuk kelas namun nonton drakor/anime, dan banyak masih banyak tingkah melenceng lainnya, tidak hanya menyia-nyiakan ilmu yang diberikan para dosen saja, namun juga sudah merendahkan para dosen tersebut.

Sudah selayaknya para dosen sebagai pengajar yang meluangkan waktunya membuat modul pelajaran, penilaian dan lainnya, mendapat respect dari para mahasiswa atas kerja kerasnya. Namun lagi-lagi, kenyataannya sangat berbanding terbalik dari apa yang diharapkan.

Parahnya lagi, bahkan ada beberapa dosen yang sudah secara terang-terangan meminta mahasiswanya menyalakan kamera, namun tak digubris sama sekali. Mereka sampai harus di ultimatum tak mendapat jatah absensi, barulah mereka mau menghidupkan kameranya.

Ketika kamera dihidupkan, ada yang mengelap mulutnya, membetulkan rambutnya, melihat kearah lain (seperti sedang menonton di device lain), dan banyak aktivitas lainnya yang cukup menyimpang dari proses pembelajaran. Jelas terlihat mayoritas pelajar banyak yang tidak siap untuk melakukan proses pembelajaran.

***

Sebetulnya, menghidupkan atau mematikan kamera saat online learning adalah sepenuhnya keputusan mahasiswa. Namun, bila melihat dosen sudah menyalakan kameranya, sebagai mahasiswa yang tahu sopan santun dan etika, ada baiknya apabila kita juga membuka kamera guna memberitahu para dosen bahwa kita respect terhadap mereka dan siap mendengarkan materi yang akan diberikan.

Baca Juga: "3 Tips Menulis Academic Essay Untuk Kamu Yang Mau Kuliah di Luar Negeri"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun