Mohon tunggu...
Stephen Sihombing
Stephen Sihombing Mohon Tunggu... Pemuka Agama - mengabdi bagi kemanusian dengan keteladanan Yesus

mengembangkan narasi iman bagi kebahagiaan umat http://sgrsihombing.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

GPIB di Usia 70 tahun

1 Oktober 2018   13:25 Diperbarui: 1 Oktober 2018   13:42 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuh puluh tahun Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) menjadi momen historis untuk menghayati kehadiran dan karya pelayanan dalam pembentukan mental spiritual warga gereja yang berkiprah dalam pembangunan bangsa sejak masa kemerdekaan sampai orde reformasi yang memberikan kebebasan dalam berekspresi sesuai keyakinan dan artikulasi politiknya. 

Disadari benar bahwa keindonesiaan menjadi warna kuat terbentuknya GPIB sejak berdiri di Jakarta, 31 Oktober 1948. Cita-cita proklamasi yang menegaskan kemerdekaan atau kemandirian sudah tertanam sedemikian kuat sehingga karya pelayanan GPIB tidak lagi bermodalkan bantuan asing. 

Pimpinan GPIB mengarahkan perjalanan gereja selaras dengan perjuangan bangsa yang  menyatakan kemerdekaannya dalam kesatuan dengan berbagai elemen budaya yang khas. Dengan kesadaran bersama, GPIB memasuki medan pelayanannya dengan menata sistem pemerintahannya, kinerja pelayanannya serta koordinasi di antara jemaat-jemaat secara wilayah dan nasional. 

GPIB tak pelak lagi mengambil posisi tersendiri dalam kehadirannya di pentas nasional dengan keberagaman sumber daya dan pemikiran yang asli. GPIB tidak alergi untuk mengakomodasi  kepentingan nasional dalam rangka turut berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai Pancasila dapat diserap dengan cerdas sebagai lanskap berteologi gereja  agar  gereja tidak kehilangan pijakannya dan kontribusi yang signifikan. Luasnya wilayah pelayanan memberikan semangat untuk semakin bekerja giat menghadirkan kasih dan damai sejahtera Allah dalam interaksi dan komunikasi dengan beragam warga bangsa yang berbeda keyakinan dan pilihan politik. 

GPIB telah menjadi gereja yang terus menerus membarui dirinya dan sekaligus peka terhadap pergumulan di sekitar sehingga dengan hikmat Tuhan dapat memberi diri melayani sesama demi kesejahteraan semua anak bangsa.

Sebagai bagian integral dari kehidupan bergereja, sudah tidak pada tempatnya kita terjebak dalam pola pikir yang hanya mementingkan diri sendiri dan enggan untuk mendengar dan membuka kemungkinan baru masing-masing pihak berbicara jujur tanpa penghakiman.

GPIB akan tetap menjadi gereja yang luar biasa saat mana kita meminta Roh Kudus mengubah apa yang perlu diubah dan menyempurnakan apa yang sudah baik sehingga gereja  ini semakin eksis dalam bentangan sejarah yang dihadirkan sampai tiba akhir zaman yang dinantikan.

Jakarta, 1 Oktober 2018.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun