Mohon tunggu...
Stephanie Maria Mantiri
Stephanie Maria Mantiri Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menuangkan imajinasi ke dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jakarta

21 Juni 2022   23:45 Diperbarui: 21 Juni 2022   23:46 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Asap dan debu mengepul tebal
Membubuhi pandang setiap insan
Yang berlalu-lalang lewati aspal
Sembari menemani perjalanan

Langkah kaki berderap cepat
Tak ingin sedetikpun terlambat
Berharap sampai di tujuan dengan selamat
Tanpa salah alamat

Terkadang seyumpun tak sempat
Karena egoisme memuncak
Di tengah arus persaingan
Demi teruskan rantai kehidupan

Gedung-gedung pencakar langit
Perlahan menyenggol langit
Memenuhi ambisi jiwa
Tumpahkan segala kekalahan

Ini adalah tempat asing bagi sebagian orang
Namun disebutnyalah rumah untuk yang berbagi jiwa dengannya
Tempat yang membuat semua insan merasakan pahit kehidupan
Tak lupa tertinggal manis di dalamnya

Memang,
Dibalik wujudnya yang kokoh dan berani
Sekilaspun masih terlihat sadis
Tapi tetap ada welas asih pada yang ingin berlindung

Ia menjadi tempat dimana
Jiwa-jiwa dapat berbagi rasa
Pun jadi tempat impian
Bagi tubuh yang dibalut merah darah dan putihnya tulang

Kadang merasa terasing
Kadang merasa merana
Juga ada perasaan senang
Maupun perasaan diterima

Ia menjadi saksi bisu jutaan cerita
Pendengar setia yang sejatinya tak pernah pergi
Melebur bersama udara yang terhirup jiwa di dalamnya
Bersama perjuangan yang terbit tiap pagi

Oh,
Namanya jangan sampai terlupa
Jakarta,
Namanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun