Mohon tunggu...
Stefana Prodesta
Stefana Prodesta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Keperawatan Universitas Diponegoro

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perawatan Non-Farmakologi Post Hemoroidektomi

3 Agustus 2022   18:20 Diperbarui: 4 Agustus 2022   11:42 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan masyarakat, hemoroid dikenal dengan sebutan ambeien atau wasir. Secara medis, hemoroid merupakan pelebaran pembuluh darah vena hemoroidalis yang lebih kompleks dengan melibatkan beberapa unsur pembuluh darah, jaringan lunak, dan otot yang berada di sekitar anorektal sehingga menyebabkan tunika mukosa dan tunika submukosa dari pleksus hemorrhoidal internal dan pleksus hemorrhoidal eksternal mengalami gangguan. 

Dengan adanya pelebaran pembuluh darah ini maka menyebabkan prolaps pada area anorektal apabila tidak ditangani dengan cepat (Septadina & Veronica, 2015). 

Menurut Sudarsono, 2015 hemoroid dibagi menjadi dua yaitu hemoroid interna dan hemoroid ekterna. Hemoroid interna terjadi karena pembengkakan vena pada pleksus hemoroidalis superior, di atas linea dendate dan tertutup oleh mukosa. Sedangkan hemoroid eksterna terjadi karena pembengkakan vena pada pleksus hemoroid inferior di bawah linea dendate dan tertutup oleh kulit. 

Faktor resiko terjadinya hemoroid ada 5 yaitu hereditas (keturunan), umur, ada kelainan suatu penyakit yang melibatkan pembuluh darah area anorektal, kehamilan, dan suatu kebiasaan yang menyebabkan pembuluh darah vena di anus dari pleksus hemoroidalis mengalami pelebaran dan inflamasi (Sudarsono,2015 dan Sunarto,2016).

Upaya untuk menangani hemoroid dilakukan 2 cara yaitu bedah dan non bedah. Hemoroidektomi merupakan salah satu upaya penanganan hemoroid dengan penatalaksanaan bedah. 

Penatalaksanaan bedah ini dilakukan dengan cara mengikat pembuluh darah yang menyebabkan pembengkakan untuk mengurangi pendarahan kemudian mengangkat jaringan yang mengalami pelebaran di daerah kanalis analis dan dilanjutkan dengan penjahitan pada area yang dioperasi (menurut Jacob dalam Rohmani, dkk, 2018). 


Prolaps yang tidak dapat direduksi atau inkarserasi sehingga mengalami iritasi, inflamasi, oedem, dan ulserasi yang menyebabkan rasa nyeri akan diangkat melalui hemoroidektomi. 

Rasa nyeri yang ditimbulkan akan terasa hingga post hemoroidektomi membuat seseorang takut bahkan enggan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan area anorektal seperti takut atau enggan merubah posisi tubuh, duduk, defekasi, berkemih, dan lain-lain. Rasa nyeri ini timbul karena ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri (Sudarsono, 2015).

Menurut Shenoy & Anitha (dalam Ediyanto, 2018) timbulnya rasa nyeri yang hebat post-hemoroidektomi sering menimbulkan masalah yang besar pada pasien pasca hemoroidektomi. 

Dalam hal tersebut perlu perawatan untuk mengurangi rasa nyeri tersebut. Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini, penurunan rasa nyeri pasca hemoroidektomi sangat bervariasi namun tergantung pada cara masing-masing individu menahan rasa nyeri tersebut. 

Secara medis, upaya perawatan untuk mengurangi rasa nyeri, gatal, atau apapun keluhan pasien dapat dilakukan dengan teknik farmakologi (menggunakan obat) dan non-farmakologi (tanpa obat). 

Dari berbagai obat analgetik untuk pasien post hemoroidektomi, ternyata terdapat juga perawatan non-farmakologi yang mampu membantu pasien mengurangi rasa nyeri yang dialami.

2-62eb4dea3555e4624b5e44e2.jpg
2-62eb4dea3555e4624b5e44e2.jpg
Penelitian Ediyanto, 2018 di RSK Waluyo Parakan Temanggung menjelaskan ada 3 teknik perawatan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri klien pasca hemoroidektomi yaitu teknik relaksasi nafas, teknik ditraksi, dan stimulus sentuhan. Ketiga teknik tersebut dilakukan berdasarkan komprehensif nyeri yaitu provoking atau pemicu nyeri, quality atau kualitas nyeri, region atau lokasi nyeri, severity atau skala nyeri, time atau waktu nyeri, dan frekuensi nyeri (menurut Saputra, dalam Ediyanto,2018). 

Tindakan memanajemen rasa nyeri dari ketiga perawatan non-farmakologi tersebut dilakukan dengan cara (1) ajarkan klien teknik relaksasi nafas dengan merelaksasikan nafas ketika rasa nyeri timbul sehingga merilekskan otot-otot yang menimbulkan nyeri, (2) ajarkan klien teknik ditraksi dengan mengalihkan ke hal-hal lain ketika muncul rasa nyeri sehingga mengurangi stimulus nyeri ke otak, dan (3) ajarkan klien stimulus sentuhan  dengan memilih posisi yang nyaman dan memberikan bantalan saat duduk sehingga merilekskan rasa nyeri.

es-batu-hd-62eb4e0808a8b54f012864f6.jpg
es-batu-hd-62eb4e0808a8b54f012864f6.jpg
Pada penelitian Dahlia, Rohmani & Sukmarini, 2018 juga menjelaskan perawatan non-farmakologi dengan teknik kompres dingin di tengkuk pada klien post hemoroidektomi yang terpasang tampon dapat mengurangi rasa nyeri. 

Daily Nutrition News (2016) menyatakan bahwa kompres dingin pada area tengkuk selama 10-20 menit akan memberikan sensasi yang luar biasa. Pada detik ke 30-40 pertama merasa dingin kemudian selanjutnya akan memberikan rasa kehangatan.

 Hal ini juga karena sensasi dingin dapat merangsang endorpin dilepaskan oleh otak dan spinal sehingga mengalir ke pembuluh darah yang dapat merilekskan tubuh. 

Teknik ini sangat tidak mudah dan tingkat rasa nyeri lebih tinggi daripada teknik sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan kompres dingin pada klien post hemoroidektomi yang terpasang tampon adalah untuk memudahkan mengeluarkan dan memasang tampon dengan melunakkan tampon tersebut dengan kompres dingin. 

Pelepasan dan pemasangan tampon ini sebenarnya yang menyebabkan nyeri yang hebat  karena regangan dan tekanan syaraf perifer di kanalis dan analis. Mekanisme kompres dingin ini tetap baik untuk dilakukan dengan tujuan pertama adalah melunakkan tampon sehingga mengurangi sensasi nyeri manual.

Dalam penelitian Ahlun, dkk, 2018 dijelaskan juga bahwa pemberian informasi yang hilang mengenai pola hidup yang baik untuk klien post hemoroidektomi setelah kehamilan dapat dijadikan sebagai perawatan non-farmakologi pre hemoroidektomi maupun post hemoroidektomi dengan kondisi dimana perawat sebagai edukator. 

Edukasi yang diberikan perawat mampu mengubah kualitas hidup, sikap, dan ketidaktahuan (informasi yang hilang) ibu pasca kehamilan. Peran perawat sebagai edukator ini dapat dilakukan apabila sistem pelayanan kesehatan di pusat kesehatan diberlakukan dengan baik. 

Dalam penelitian ini juga dijelaskan hal utama yang perlu ditindaklanjuti adalah sistem pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien melalui pemberian informasi yang lebih detail mempengaruhi perawatan non farmakologi post hemoroidektomi bagi ibu pasca kehamilan.

3-62eb4e293555e45d2b212258.jpg
3-62eb4e293555e45d2b212258.jpg
Menurut Acheson & Scholefield, 2016 menjelaskan bahwa pola atau gaya hidup untuk klien post hemoroidektomi dapat dilakukan dengan perawatan konservatif. 

Untuk perawatan konsevatif non-farmakologi post hemoroidektomi sama dengan perawatan konservatif non-farmakologi pre hemoroidektomi yaitu menjaga kebersihan anal, meningkatkan asupan cairan, meningkatkan asupan makanan yang mengandung serat, meringankan sembelit, dan menghindari mengejan. 

Hal tersebut dikarenakan perawatan non-farmakologi bersifat natural atau tidak ada bahan kimia dan bisa dilakukan oleh semua orang baik pre hemoroidektomi maupun post hemoroidektomi. Upaya perawatan konservatif non-farmakologi post hemoroidektomi ini dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi kedua kalinya.

Pada klien dengan gejala cedera tulang belakang yang sudah dinyatakan terkena hemoroid maka untuk operasi akan masih dipertimbangkan oleh para medis tergantung pada tingkat kondisi riwayatnya. Untuk perawatan klien dengan gejala cedera tulang belakang ini akan sama pada umumnya, hanya lebih banyak pada perawatan farmakologi daripada perawatan non-farmakologi. 

Hal tersebut dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk klien dan mengurangi tingkat buruk kesehatannya. Untuk perawatan non-farmakologi bagi klien post hemoroidektomi dengan gejala cedera tulang belakang dapat dilakukan dengan peran perawat memenuhi kebutuhan klien seperti membantu klien ketika meminta pertolongan; memberi informasi mengenai tindakan yang berkenan dan tidak; dan mencegah klien untuk melakukan hal-hal yang tidak berkenan (Previnaire, dkk, 2018).

Beberapa penelitian pada akhir-akhir ini menyebutkan bahwa perawatan non-farmakologi lebih baik digunakan untuk klien post hemoroidektomi karena mengurangi ketergantungan dan terlalu banyaknya obat atau bahan kimia dalam tubuh. Perawatan non-farmakologi yang telah dibuktikan berupa teknik relaksasi, ditraksi, stimulus sentuhan, kompres dingin, dan pemberian informasi atau edukasi lebih lanjut.

Daftar Pustaka

1. Septadina, I. S. & Veronica, F. (2015). Gambaran Histopalogi Epitel Transisional Pada Pasien Hemoroid: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 2(1), 85-91.

2. Sudarsono, D. F. (2015). Diagnosis dan Penanganan Hemoroid: J Majority, 4(6), 31-34.

3. Sunarto. (2016). Analisis Faktor Aktifitas Fisik Resiko Terjadi Hemoroid di Klinik Etika: Jurnal Keperawatan Global, 1(2), 55-103.

4. Ediyanto, A. K. (2018). Studi Kasus: Upaya Penurunan Nyeri Pada Klien Post Hemoroidektomi di RSK Ngesti Waluyo Parakan Temanggung: Jurnal Keperawatan Medial Bedah, 1(2), 32-44.

5. Dahlia, D., Rohmani, & Sukmarini, L. (2018). Penurunan Nyeri Dengan Kompres Dingin di Leher Belakang (Tengkuk) Pada Pasien Post Hemoroidektomi Terpasang Tampon: Jurnal Keperawatan Tropis Papua, 1(1), 8-11.

6. Ahlund, dkk. (2018). Haemorrhoids- A Neglected Problem Faced By Women After Birth: Elsevier, 18, 30-6, https://doi.org/10.1016/j.srhc.2018.08.002.

7. Acheson, A. G. & Scholefield J. H. (2016). Management of Haemorrhoids: BMJ, 336, 380-3, doi:10.1136/bmj.39465.674745.80.

8. Bont, N. D., dkk. (2018). Open Surgery For Haemorrhoids In Persons With Spinal Cord Injury: Spinal Cord Series and Cases, 4, 35, https://doi.org/10.1038/s41394-018-0070-y

by: Stefana Prodesta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun