Mohon tunggu...
KKN Kolaboratif Kelompok 118
KKN Kolaboratif Kelompok 118 Mohon Tunggu... Mahasiswa

Writing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Pangan Lokal: Usaha Telur Asin Hadir Menjaga Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Ekonomi

9 Agustus 2025   21:02 Diperbarui: 9 Agustus 2025   21:02 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Sosialisasi Produk Telur Asin Sebagai Langkah Ketahanan Pangan Lokal (Sumber: Dokumentasi Kelompok 118)

Keting, [9 Agustus 2025] -- Mahasiswa KKN-K kelompok 118 telah merealisasikan inisiatif kewirausahaan lokal dengan mengambil langkah maju dalam industri pengolahan pangan dengan fokus pada telur bebek. Proyek ini berpusat pada pengolahan telur bebek menjadi telur asin yang dapat diawetkan dan memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Inisiatif ini didasari pada keberadaan peternak bebek yang ada di Desa Keting.

Dalam rangka menjaga ketahanan pangan melalui pemberdayaan ekonomi, maka produk telur asin dipilih sebagai jenis usaha yang dapat diterapkan oleh penduduk lokal. Produk telur asin menggunakan bahan baku utama berupa telur bebek dari peternak lokal serta garam dan bahan baku lainnya dari pemasok. Produk telur asin ini menawarkan sumber protein yang terjangkau dan awet, sekaligus melestarikan produk tradisional khas Indonesia.

Inovasi pangan lokal berupa telur asin tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan ekonomi lokal. Secara sosial, proyek ini membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan warga sekitar. Secara ekonomi, proyek ini meningkatkan pendapatan peternak bebek dan pengrajin telur asin, terutama saat pasokan telur melimpah. Dengan memberikan nilai tambah pada telur bebek, proyek ini juga mencegah anjloknya harga telur bebek mentah.

Meskipun berfokus pada pertumbuhan bisnis, inisiatif ini juga memperhatikan isu lingkungan. Proses produksi telur asin menghasilkan beberapa limbah, seperti sekam, garam bekas rendaman, dan limbah air. Limbah sekam dapat dipakai kembali sebagai pupuk atau bahan bakar, namun air limbah dan garam memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari tanah dan air. Di sisi lain, produksi telur asin umumnya memakai pengawet alami berupa garam yang lebih ramah lingkungan dibandingkan pengawet kimia.

Dalam rangka memastikan produk telur asin sampai ke tangan konsumen, maka dapat memanfaatkan berbagai saluran distribusi dan pemasaran. Penjualan dapat dilakukan melalui marketplace, e-commerce, distribusi ke reseller dan UMKM makanan, serta penjualan langsung di produsen atau stan kaki lima. Target pasar yang disasar cukup luas, mencakup rumah tangga, restoran, katering, pasar tradisional, pasar modern, dan UMKM makanan.

Oleh karena itu, pengolahan telur bebek menjadi telur asin dapat memanfaatkan potensi peternak di Desa Keting. Proyek ini bertujuan menjaga ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi, sekaligus melestarikan kuliner tradisional. Selain membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan warga, inisiatif ini juga berkomitmen pada kelestarian lingkungan dengan mengelola limbah produksi. Dengan distribusi yang beragam, produk ini menjangkau pasar yang luas, mulai dari rumah tangga hingga restoran. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun