Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setelah Aku Meninggalkan Kota Itu

9 Maret 2015   21:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:55 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah aku meninggalkan kota itu, lenyap sudah namamu dari perhatianku hanya tinggal kenangan, karena semua jarak telah memisahkan aku dan kamu perjalanan panjang telah kutempuh hingga melewati batas angganku bukan untuk melupakanmu, namun melepas kegelisahan yang selalu terjadi bila aku di dekatmu jika tak kuasa lagi rindu kutahan , kesunyian tiba-tiba menyergap merasuki nadiku dan aku hanya bisa memandang langit yang tak selalu membiru dan menghiburku gumpalan awan pekat itu seolah pulau tempat tinggalmu, yang gelap dan memabukkanku nun jauh ....entah dimana....hingga tak satu pun bahtera atau pesawat melintas menjangkau hanya layang-layang yang kadang mengoda seolah menari berlari membawa risauku tooh tak akan bisa jua..menggapaimu....benangnya pasti putus oleh derasnya angin yang melaju. sebelum aku putuskan meninggalkan kotamu, kamu pasti tak menyangka bukan..? bila perpisahan bisa dengan tiba-tiba, bahkan disaat kau masih tidur terlena dalam pelukku..!!? kehangatan telah mengantarkan kita pada cinta yang tak pernah terkira... walau sesak di dada berkali-kali harus kita tempuh dan kita unduh dan saat tiba ...aku harus meninggalkan kotamu, dan juga semua tentang kamu kita harus ikhlas....toh kita hanya pelaku yang siap masuk kotak sambil teriak... kotamu saat ini pasti telah sunyi..nyaris tak berpenghuni.. hanya deru mesin perahu yang kadang-kadang menyambangi sambil mengantar beberapa derigen berisi bensin dan minyak wangi yang masih engkau butuhkan buat menguatkan hati dan menyulut mimpi ketika dua tahun sejak aku meninggalkan kotamu gumpalan asap pun tak lagi  menyesakkan hari-hariku karena sesekali aku melihat bintang yang jatuh tepat  di jiwamu menuntaskan semua cerita kelabu antara engkau dan aku aku rindu...aku rindu...entah pada siapa lagi...yang jelas bukan kepadamu.... biarlah.................................... Kudus, 9 Maret 2015 'salam fiksi' Dinda Pertiwi sumber gambar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun