Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[ Tantangan Menulis Novel 100 Hari FC ] Mendulang Asa di Bumi Borneo /12/

23 April 2016   21:31 Diperbarui: 11 Oktober 2016   11:07 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“ Maaf Pak, tolong saya lihat KTP nya “

Mikun segera mengeluarkan KTP tanpa prasangka apapun.

“ Benar Pak Mikun ya.., saya harap bapak disini dulu sambil menunggu petugas kepolisian datang beserta Pak Damang.  “

Mikun segera deg, ‘ kenapa Bos Damang menyusulnya kemari, apa dia sudah tahu kalau saya membawa uang nasabah ya, ‘ pikir Mikun.

Mikun ingin segera bisa melarikan diri keluar dari ruangan itu, dengan mengalihkan perhatian petugas keamanan itu, Namun sayang rupanya pintu kantor keamanan itu telah dikunci.

Tak lama kemudian Bos Damang, Sofian disertai dua petugas kepolisian datang masuk ke kantor keamanan Bandara.


“ Pak Mikun..maumu apa..?” Bos Damang langsung menyapa Mikun dengan nada tinggi.

“ Anu..pak…anu…saya mau pulang, karena istri saya telpon kalau si bungsu sakit, saya disuruh pulang “ kata Mikun ngeles.

“ Sudah Pak tak usah berbelit-belit, kamu akan segera dibawa ke kantor polisi, nunggu Pak Sriono yang akan segera datang beserta nasabah yang telah menyerahkan uangnya pada kamu, apa kamu mau berkelit lagi...”

“ Ampun ..Bos, saya hanya akan pinjam saja uang itu…besok saya kembalikan kalau anak saya sudah sembuh “ kata Mikun yang masih berusaha berkelit.

Tak lama kemudian Sriono dan nasabah yang dimaksud sudah datang masuk ke ruangan itu. Mikun sudah tak bisa apa-apa setelah salah seorang polisi membentaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun