Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[RTC] Pahlawanku Lepas dari Dekapan

9 November 2021   13:56 Diperbarui: 9 November 2021   14:06 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Mimi saat di ruang isolasi ICU RS. Dok.Pri

Aku perlahan mendekat, lebih dekat, sembari memandang penuh kerinduan, tetapi sosok yang aku rindukan itu hilang. Aku teriak memanggilnya. "Mimi, Mimi di mana, ayooo pulang!"

Aku terjaga dari tidur. Entahlah, mimpi seperti ini sudah berapa kali. Setelah ibuku tiada, hampir setiap hari aku mimpi bertemu dengannya dan diakhiri dengan teriakan dan tangisan. Biasanya anak-anak atau suamiku selalu ada, memeluk kala  terjaga dari mimpi.

Hari ini kamar itu gelap, tak ada seorang pun yang mendekat, baik anak-anak atau suamiku.

Teringat peristiwa di bulan Ramadan, sebelum, Ibuku dipanggil yang Maha Pemberi Napas.

Awal Ramadan 2021

Tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara video call dari adikku, suaranya parau, wajahnya tampak gelisah,

"Teh, ... Mimi sakit, dari hasil antigen, positif covid, dari puskesmas harus rujuk ke rumah sakit untuk isolasi." 

Aku berusaha tenang, padahal hatiku juga gelisah. Ibu kami, dengan panggilan kesayangannya Mimi, ternyata terinfeksi virus corona.

Telepon yang ada digenggaman adik, beralih ke tangan Mimi, wajah itu pucat, tangannya mengusap air mata, suaranya kecil,

"Teh, maafkan Mimi ya, Mimi mau isolasi, karena ingin sembuh, ingin bertemu dengan cucu, lebaran kita bisa berkumpul."

Aku tak kuasa menahan air mata. "Mimi maafkan aku ya, tidak bisa menjaga Mimi, aku pulang sekarang, Mimi yang tenang, Insya Allah sembuh."

Mimi mengelus dada, tangannya yang keriput menunjuk hidung. Aku tahu Mimi sudah terasa sesak, tidak bisa lagi berbicara, pertolongan oksigen harus segera. Adikku kembali berbicara dan menyuruh Mimi istirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun