Mohon tunggu...
Sri Rahayuni
Sri Rahayuni Mohon Tunggu... Guru - Womanprener

Aku berfikir maka aku berdzikir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sajak Terakhir!

22 Mei 2020   01:55 Diperbarui: 22 Mei 2020   03:47 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kegelisahan menghadapi pernikahan.

Dear kamu yang akan segera menghalalkan perempuan lain. Akhirnya teka teki perjalanan hidup kita terjawab juga. Bagian akhir dari sebuah catatan kecil yang sering aku tulis itu telah terjawab, bukan kamu pemenangnya, dan bukan aku juga yang akhirnya kau pilih.

Sajak sajak yang selalu aku tulis bak sebuah cerita fiksi yang kadang bingung harus mengarang kalimat seperti apalagi yang harus aku tulis, karena isinya hanya menanti dan menanti, satu bulan dua bulan satu tahun sampai dua tahun dan tiga tahun lamanya menanti tetap tidak ada pertanda baik apapun. Semisal kamu menghubungi baliklah, atau memberi kabar baik, pada akhirnya aku menjadi lelah sendiri, karena penantian ini tak kunjung terbalaskan.

Aku menyerah dan mulai membuka hati, terus berusaha memberi kesempatan kepada yang lain yang ingin memperjuangkan aku, singkat cerita dalam sebuah luka liku mencari pasangan, takdir mempertemukanku dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal menjadi laki-laki yang nantinya akan mendampingiku sepanjang hayat. Ya..karena laki-laki itu telah meminangku.

Sekilas berfikir,kenapa bukan kamu? Yang selama ini selalu aku nanti..laki-laki yang aku kagumi sejak dari awal kita kenal sampai pernah menjalin hubungan bersama dan akhirnya terpisah gara2 harus menunggu waktu yang tepat dan restu.

dipertengahan jalan aku menjalani perjalanan cintaku dengan laki2 yang telah meminangku bak sambil merasakan angin segar  , pada akhirnya akupun dengar kabar,
Aku dengar kabar kamu  telah meminang perempuan lain, dan berbarengan dengan aku sudah mendapatkan juga. Sedikit sesak hati ini, walaupun kita sudah sama2 mempunyai pasangan dan akan segera menikah, entah mengapa aku juga tidak mengerti.

Dan akhirnya  sajak akhir yang aku tulis tentang cerita kita bahwa dari awal Tuhan benar2 tidak merestui kita untuk bersama dalam pelaminan yang sama, tapi Tuhan merencanakan kita untuk kepelaminan diwaktu yang sama dengan orang yang berbeda.

Selamat bersama2 menempuh hidup baru dengan orang yang Tuhan pilihkan untuk kita, semoga berbahagia untukmu dan pasanganmu.
Aku ikhlas.
Karena aku juga bahagia telah dipilih dia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun