Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Love

Cerpen Sri Patmi: Kenangan Mantan

12 Juni 2021   20:11 Diperbarui: 12 Juni 2021   20:19 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini takkan pernah seperti biasanya karena ada bagian dirinya yang hilang. Sepi didalam ramai, hingga tak terasa ada seikat bunga yang terjatuh dihadapan langkahnya. Ternyata dia... mantan... orang yang terus dikenang. Nadya masih mengingat segala kenangan indah bersama dengan dirinya. Terkadang imajinya yang nakal mempermainkan perasaannya yang tak pernah goyah pada sang mantan. Rintik hujan jatuh dipelupuk matanya, entah dari mana air itu bercampur dengan linangan air mata yang bercucuran. 

Malam ini, tepat di acara ulang tahunnya, Nadya melupakan rasa letihnya. Kebersamaan yang begitu memilukan. Bagaimana tidak? Disaat semua telah ia relakan justru dibalas dengan rasa acuh dan diam yang tak bergumam. Sampai sekarang Reno terus mengembangkan impiannya untuk kuliah di Jepang. Merobek setiap bagian dari guratan pena yang indah untuk tidak tertulis dalam buku yang sah dihadapan hukum, buku nikah. 

Tak kuasa, egonya yang terus memuncak, membuat nafsunya semakin kalap. Nadya meremas bagian bajunya hingga lusuh dan kusut. Ditarik satu per satu benang yang membungkus badan dengan segala kemewahan sebagai seorang anak raja. 

Entah apa yang diharapkan oleh Nadya terhadap Reno. Faktanya Reno tak memiliki apa-apa selain cita-citanya untuk menjadi seorang ilmuwan fisika muda. Sampai dengan waktu yang dinantikan itu tiba, Nadya harus merelakan segala keinginannya untuk menjadi satu-satunya wanita yang bertahta dihati Reno. Keduanya tak ada yang saling mengalah, pertikaian terjadi dalam diam. Tak ada rasa yang berani melerai ego yang berkuasa. Lagi-lagi terucap kalimat diam. 

Ribuan detik telah dihabisi dengan pertikaian dalam diam. Tatapan matanya saling bersahutan. Mempertarungkan keinginan yang ingin dikedepankan. Kali ini, Nadya berucap dengan lantang. 

"Akan kunyanyikan sebuah nada rintik hujan untukmu sebelum beranjak menuju malam" 

Nadya melepaskan sepatu sneakersnya. Terlihat kaki putihnya menari-nari dibawah hujan. Senyumnya mengembang dengan rasa penyesalan dan kebanggaan. Matanya yang sendu melontarkan kalimat rindu jika jarak sudah saling beradu. Hingga tangisnya terus berlinang, hingga rasa lelahnya berhenti mengejar karena kelelahan. Hingga rasa sakitnya tak lagi merasakan kesakitan. 

"Nadya, kutuliskan sepucak surat dikelopak mataku. Sayangnya, kau baru dapat membacanya sekarang. Saat kelopak mata ini tertutup selamanya.." 

Salam, 

Sri Patmi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun