Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Narasi Sri Patmi: Donor Darah Perawan

9 Mei 2021   20:56 Diperbarui: 9 Mei 2021   21:10 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih terngiang jelas ketika mereka mengabaikan teriakan demi teriakan perempuan yang merintih kesakitan 

Darahnya masih mengucur deras bersama dengan hilangnya janur didepan teras

Dikemudian hari hanya ada cerita kenangan demi kenangan yang berlalu 

Ujarnya masih lantang menentang 

Lebam wajahnya terlihat menghitam

Hitamnya pertanda kelam 

Perempuan yang diangkat dari senja yang mulai tenggelam 

Taringnya mulai menghilang 

Ia tak bisa lagi menghisap darah perawan 

Tapi matanya masih beringas mencari mangsa 

Sudah 100 purnama ia kehilangan darah perawan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun