Masih terngiang jelas ketika mereka mengabaikan teriakan demi teriakan perempuan yang merintih kesakitanÂ
Darahnya masih mengucur deras bersama dengan hilangnya janur didepan teras
Dikemudian hari hanya ada cerita kenangan demi kenangan yang berlaluÂ
Ujarnya masih lantang menentangÂ
Lebam wajahnya terlihat menghitam
Hitamnya pertanda kelamÂ
Perempuan yang diangkat dari senja yang mulai tenggelamÂ
Taringnya mulai menghilangÂ
Ia tak bisa lagi menghisap darah perawanÂ
Tapi matanya masih beringas mencari mangsaÂ
Sudah 100 purnama ia kehilangan darah perawanÂ
Karena didorong hasrat perut ia terpaksa menikmati seadanya darahÂ
Terkadang darah yang ada dicampur dengan ramuan agar terasa darah perawanÂ
Hampir setiap malam ia terbang mencari aroma darah perawanÂ
Anyirnya darah hampir sama, terkadang perempuan ini tertipuÂ
Taringnya sudah keropos digigiti oleh darah yang dimanipulasiÂ
Sebentar lagi ia akan berubah menjadi manusiaÂ
Ia merintih dan menyayangkan dirinya yang menjadi manusia
Katanya, siapa bilang jadi manusia itu mudah?Â