Aku duduk terdiam di antara orang-orang
yang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
Tak pernah kubayangkan,
anak kecil yang kemarin masih merengek,
menarik tangan Ibu minta mainan,
kini hanya bisa memandangi tubuh yang terdiam,
terbalut kain jarik panjang.
Tanganku masih bisa menggenggam tanganmu, Bu.
Tapi... kenapa dingin sekali?
Biasanya tangan Ibu hangat,
selalu hangat...
Sehangat pelukmu yang menyeka air mataku,
sehangat selimut saat malam diguyur hujan.
Aku hanya terdiam, bingung dan takut.
"Ibu, kenapa diam saja?"
Kulihat matamu tertutup.
Kupikir Ibu hanya tidur.
Tapi mereka semua bilang,
Ibu sudah pergi.
Pergi ke mana, Bu?
Kenapa aku tak ikut?
Aku belum sempat bilang,
aku rindu peluk Ibu setiap malam.
Aku masih ingin makan masakan Ibu.
Aku masih ingin tidur di pangkuan Ibu.
Ibu... ayo bangun...
temani aku bermain sebentar saja.
Ibu... ayo bangun...
aku ingin cerita tentang teman-teman di sekolah.
Ibu...
bolehkah aku dipeluk sekali lagi saja?
Peluk yang hangat,
yang dulu membuatku lupa segala tangis.