Mohon tunggu...
Sri MS
Sri MS Mohon Tunggu... Karyawan Swasta - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Setiap langkah adalah pelajaran, dan setiap tantangan adalah kesempatan #IbuBekerja #Pendidikan #Karier #Inspiration

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jemari Yang Masih dapat Ku Genggam, Tapi Tidak Dengan Hangatnya

27 Mei 2025   12:00 Diperbarui: 27 Mei 2025   12:00 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku duduk terdiam di antara orang-orang
yang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Tak pernah kubayangkan,
anak kecil yang kemarin masih merengek,
menarik tangan Ibu minta mainan,
kini hanya bisa memandangi tubuh yang terdiam,
terbalut kain jarik panjang.

Tanganku masih bisa menggenggam tanganmu, Bu.
Tapi... kenapa dingin sekali?
Biasanya tangan Ibu hangat,
selalu hangat...

Sehangat pelukmu yang menyeka air mataku,
sehangat selimut saat malam diguyur hujan.

Aku hanya terdiam, bingung dan takut.
"Ibu, kenapa diam saja?"

Kulihat matamu tertutup.
Kupikir Ibu hanya tidur.
Tapi mereka semua bilang,
Ibu sudah pergi.

Pergi ke mana, Bu?
Kenapa aku tak ikut?
Aku belum sempat bilang,
aku rindu peluk Ibu setiap malam.

Aku masih ingin makan masakan Ibu.
Aku masih ingin tidur di pangkuan Ibu.

Ibu... ayo bangun...
temani aku bermain sebentar saja.

Ibu... ayo bangun...
aku ingin cerita tentang teman-teman di sekolah.

Ibu...
bolehkah aku dipeluk sekali lagi saja?
Peluk yang hangat,
yang dulu membuatku lupa segala tangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun