Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers. Cerpen pertama Kartini Dari Negeri Kegelapan menjadi Juara III Lomba Menulis Cerpen (Defamedia, Mei 2023); Predikat Top 15 Stories (USK Press, Agustus 2023); Juara II Sayembara Cerpen Pulpen VI (September 2023); Juara II Lomba Menulis Cerpen Bullying (Vlinder Story, Juni 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Agustus 2024); Juara III Lomba Menulis Cerpen The Party's Not Over (Vlinder Story, Agustus 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Oktober 2024). Novel yang telah dihasilkan: Baine (Hydra Publisher, Mei 2024) dan Yomesan (Vlinder Story, Oktober 2024). Instagram: @srifirnas; personal website https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sa Masih Lapar Kakak....

9 April 2025   14:32 Diperbarui: 9 April 2025   14:32 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langit dihihari (Sri Nur Aminah, 2021)

"Hati-hati ko jalan, licin sekali itu lumpur dari sungai," teriak Mama Rindang di ujung tangga.

Tiba-tiba terdengar suara menggelegar dari kejauhan. Orang-orang yang berada di jalan berteriak kaget. Dari arah ujung jalan yang terdapat gunung tandus terdengar gemuruh mengerikan. Rupanya datang lagi tumpahan air sungai dari hulu karena langit sedemikian gelap di bagian sana. Aku berteriak ketakutan saat menyeberang jalan. Aku harus tiba dengan selamat di rumahku. Kulihat orang-orang porak poranda lari menyelamatkan diri. Bergegas kumasuki pekarangan. Saat kakiku menjejak anak tangga pertama, deru air telah berada di bawah kolong. Aku menjerit berlari ke atas tangga menyelamatkan diri. Sendal jepit usang yang kusimpan di kaki tangga terbawa hanyut oleh air yang menggila. Aku mengucapkan doa syukur karena sudah berada di rumah saat air bah datang. Tidak dapat kubayangkan bagaimana nasib orang yang masih berada di jalan. Kulihat bungkusan bubur Manado panas dalam pelukanku dan bungkusan obat dalam kantong plastik.

"Aman sudah mereka ini," ucapku dalam hati.

"Doni, kamu harus minum obat ini supaya cepat sembuh," kuberlari masuk ke dalam kamar menjumpai adikku dibarengi doa syukur karena tubuhku tidak terbawa air bah yang datang dadakan pagi ini (srn).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun