Mohon tunggu...
Sri Bintang Wahyu Kenoko
Sri Bintang Wahyu Kenoko Mohon Tunggu... -

Hiduplah dengan budaya. Jadikan budaya sebagai tirani kehidupan untuk bangkitnya peradaban yang berkemajuan namun tetap pada tatanan idealis, nasionalis, fundamentalis dan supranaturalis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemuda sebagai Akar Negara

23 September 2018   09:59 Diperbarui: 23 September 2018   10:44 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Pemuda, sebutan khusus untuk manusia yang menginjak umur 18-25 tahun. Pemuda dewasa ini dianggap sebagai agent of change (agen perubahan) pada suatu negara. Ya, jabatan itu pantas disematkan pada seorang pemuda yang memiliki jiwa nasionalis, idealis, dan supranaturalis. 

Sejak dahulu, pemuda selalu memiliki ciri khas yang berbeda dengan level usia lain (anak-anak, remaja, dewasa dan tua) yang membuat mereka berbeda dalam masyarakat. Perbedaan itulah yang membuat pemuda menjadi tameng utama untuk estafet masa depan bangsa.

Dari perspektif Islam, seorang pemuda ialah mereka yang mampu meraih derajat takwa dan mulia. Pemuda tersebut adalah pemuda yang berhasil meraih kesuksesan dunia maupun akhirat, pemuda yang sukses mengalahkan hawa nafsu dari berbagai macam rintangan hidup dan berbagai problematika yang menyelimutinya. Sehingga, pemuda tersebut senantiasa menjadi contoh serta tauladan yang baik bagi masyarakat luas, karena mampu mengimplementasikan agent of change yang disematkan pada pribadi pemuda. 

Hal tersebut tergambar dalam pribadi seorang pemuda yang memiliki gagasan, tujuan, landasan dan gerak nyata yang dilakukan untuk menghadapi realita hidup di akhir zaman ini. Bungkamnya pemuda pada zaman ini cukup merepotkan pribadinya dalam mengembangkan slogan agent of change bagi negara ini. Sesuatu yang sering kita temui pada permasalahan pemuda zaman now ialah maksiat. 

Maksiat lumrah kita temukan pada zaman ini, memaksa kita sebagai seorang pemuda untuk membentuk tameng kokoh dalam mengurangi bahkan menghapus hal-hal negatif yang terjadi pada pemuda zaman now. 

Bambang Suryadi, Ph.D dosen mata kuliah psikologi konseling Fakultas Psikologi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, menerangkan kiat-kiat jitu untuk seorang pemuda khususnya bagi mahasiswa dalam mengembangkan pola pikir meta kognitif pada setiap problem. 

Meta kognitif adalah berfikir dengan mengaitkan suatu masalah dengan disiplin ilmu atau perspektif lain, sehingga seorang pemuda atau mahasiswa mampu memetakan berbagai konsep dan pemikiran dari berbagai perspektif dalam tujuannya untuk menjawab suatu permasalahan. 

Ketika seorang pemuda berfikir meta kognitif, maka pemikiran-pemikiran dari berbagai perspektif akan lebih kaya dan kental akan pengetahuan-pengetahuan yang lebih membangun dalam kaitannya mengembangkan tugas seorang pemuda atau mahasiswa sebagai agent of change yang idealis. Idealis dalam hal membangun pribadi yang haus akan pengembangan diri untuk menjadi agent of change.

Oleh karenanya, pemuda harus mampu mengembangkan diri untuk menemukan kemampuannya sebagai pemuda yang idealis, nasionalis dan fundamentalis dalam tujuannya untuk menjadi manusia yang berguna bagi dirinya dan khalayak banyak. 

Ciputat, 19 September 2018

Bintang Wahyu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun