Mohon tunggu...
Satrya Renfaan
Satrya Renfaan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Suka Nge-game, Nulis, Baca, Ngayal, Naik Gunung, Travelling, Otomotif, Olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Anak Gunung

7 Januari 2018   01:42 Diperbarui: 7 Januari 2018   01:51 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau, hadir sekelebat bagai kilatan.

Terang, menyilaukan langit petang.

Mengutip kilat, itulah kau saat datang.

Indah, mengisi ruang yang telah lama tak bertuan.

Kau, bukan yang kudambakan.
Bukan pula yang kuharapkan.
Hanya salah satu dari yang kusuka.
Kau, entah anugerah atau petaka.
Entah.

Sejauh langkah terjejak, aku paham ini salah.
Harusnya aku seksama sebelum menjadi musibah.
Nyatanya, hati berkuasa atas badan.

Membutakan, menutup pandangan.

Gelas pecah ciptakan puing berserak.
Menghambur, menusuk, melukai.
Namun aku memeluk, mendekap hangat.
Bodoh...
Ya, mungkin aku bodoh,
Bodoh untuk menyadari tarianmu diatas perihku.

Tingginya gunung tak jelas terlihat dari pantai.

Pandanganmu pun takkan jelas melihatku,

Tertutup awan tebal bertebaran.
Namun pandanganku selalu jelas melihatmu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun