Mohon tunggu...
Nurul Hidayat
Nurul Hidayat Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sociologist and educator

Pendidik Sosiologi Global Prestasi School

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Latto-Latto Mainan Pembentuk Circle Persahabatan

8 Januari 2023   09:51 Diperbarui: 8 Januari 2023   10:05 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latto-latto mainan populis mencari dukungan politik dan circle sosial di semua kalangan dari anak hingga dewasa. Mainan ini dalam bahasa Bugis menyebutkan Katto-katto sedangkan dalam bahasa Jawanya kenal dengan sebutan latto-latto, tek-tek, atau etek-etek. 

Mainan ini di akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023 ramai di media sosial dan di jalanan dijual dengan harga Rp5.000-Rp10.000 per unit. Satu unit terdiri dari dua bola plastik padat yang diikat oleh tali kemudian anak-anak memainkan dengan membenturkan dua bola tersebut.

Berdasarkan penelusuran di internet bahwa latto-latto ini bukan mainan baru tetapi sudah pernah ada di tahun 1990an di Indonesia sedangkan jenis mainan ini pernah dimainkan juga di Amerika Serikat tahun 1970-1980 dan di Argentina sebagai salah satu alat untuk berburu yang dilakukan oleh koboi di sana. 

Bahkan mainan ini clackers ball sempat dilarang oleh FDA Amerika Serikat atau semacam BPOM kalau di Indonesia karena membahayakan dan dapat mencederai orang. 

Apakah kemudian clackers ball akan dilarang juga di Indonesia? selama ini dampak yang dirasakan masih positif, saat bermain latto-latto anak-anak mulai mengurangi bermain gawai. 

Mungkin saja ke depan permainan ini akan dilarang jika terdapat banyak sisi negatifnya, ekstremnya latto-latto dianggap senjata untuk melukai orang lain atau senjata tawuran.

Kehadiran latto-latto ini sangat dipengaruhi oleh media sosial tiktok dan instagram ditambah lagi benda ini dimainkan juga oleh influencer yang sedang mencari konten untuk "naik tangga" atau mencari "For Your Page" yang merujuk halaman tiktok sebagai rekomendasi video yang ditonton selanjutnya. 

Seperti dilansir di akun instagram milik Amanda Manopo, Husein Hadar, Itakimo Bali juga mencoba memainkan latto-latto serta ada juga perlombaaan yang diposting oleh akun instagram dancell official, Tasticbun.id, aneka jaya woltermonginsidi yang mengadakan lomba latto-latto Tanpa media sosial latto-latto hanya mainan lokal belaka, mainan yang dimainkan oleh anak-anak di daerah tertentu tapi karena kehadiran media sosial mainan ini menjadi trending di jalanan dan dimainkan oleh orang dewasa, artis, bahkan presiden.

Latto-latto mengalami masa kejayaan di zaman ini sesuai dengan konsep sosiologis teori siklus bahwa akan ada masa dimana suatu kejayaan akan muncul kembali dan akan runtuh kembali. 

Latto-latto melalui jalur tren media sosial mengalami siklikal hingga sekarang berada pada fase puncak, ke depan mainan ini akan masuk fase runtuh dimana pemainnya mulai meninggalkan mainan ini yang mungkin dialihkan oleh mainan lain, pemain juga mulai jenuh memainkan ini dan beralih ke mainan outdoor seperti layang-layang saat musim kemarau tiba kembali.

Faktor sosiologis lain yang mempengaruhi latto-latto dalam fase trend yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun