Mohon tunggu...
Sorot
Sorot Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Resmi

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana Sorot digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel seputar rilis, serta kolaborasi dengan mitra. Email : sorot.kompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Datang Silih Berganti, Begini Solusi BNPB agar Kita Sadar Risiko Bencana

22 Januari 2021   17:54 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:16 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Freepik.com

Awal tahun 2021 menjadi awal yang berat bagi Indonesia, terhitung sejak tanggal 1 hingga 21 Januari 2021 terdapat 185 bencana alam yang terjadi. Terutama bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 127 banjir, 30 tanah longsor, dan 21 puting beliung dari berbagai wilayah. Lalu ada bencana gelombang pasang sebanyak 5 kejadian, dan gempa bumi sebanyak 2 kejadian.

Tidak main-main, jumlah korban jiwa akibat bencana sejak awal 2021 sebanyak 166 jiwa.

"BNPB mencatat, korban meninggal akibat gempa bumi berjumlah 91 jiwa, tanah longsor 41 jiwa, dan banjir 34 jiwa," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, dikutip dari siaran pers, Kamis (21/1/2021).

Belum termasuk korban hilang akibat banjir sebanyak 8 orang, dan hilang akibat gempa sebanyak 3 orang, serta ribuan korban luka.

Sementara itu, kerusakan yang disebabkan bencana juga tidak sedikit, BNPB mencatat rumah rusak berat 147 unit, rusak sedang 63, dan rusak ringan 1.686. Selain itu, terdapat juga kerusakan fasilitas publik, antara lain 18 unit fasilitas penduduk, 15 unit rumah ibadah, 3 unit fasilitas kesehatan, 2 unit kantor dan 25 jembatan.

Dan jumlahnya masih bisa bertambah karena kerusakan fasilitas publik akibat gempa masih dalam proses pendataan di lapangan.

Sebelumnya, BNPB telah meluncurkan aplikasi Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) yang menampilkan arsip data kejadian bencana, dan juga InaRisk yang menyajikan informasi potensi bencana di suatu daerah.

DIBI yang bisa diakses melalui situs gis.bnpb.go.id, dapat memperlihatkan data bencana sejak tahun 400 Masehi hingga saat ini.

Sementara InaRisk dapat diunduh melalui Google Play Store atau Apple App Store. Selain menyajikan informasi potensi bencana, aplikasi ini juga dapat memberi rekomendasi antisipasi bencana bagi masyarakat.

Tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui potensi dan mitigasi bencana alam, pada aplikasi InaRisk juga terdapat fitur untuk melakukan pantauan resiko Covid-19. Seperti tingkat bahaya apa saja di tempat pengguna berada, rekomendasi mitigasi, hingga penilaian risiko Covid-19 untuk diri pribadi.

Pengguna akan mendapat informasi mengenai status risiko tertular Covid-19, apakah sedang, rendah, atau tinggi, yang dilengkapi dengan nomor identitas dan rekomendasi hal yang harus dilakukan.

Dengan adanya kedua aplikasi dari BPNB tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan resiko bencana. (LKE)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun