Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

3 Alasan Piala Dunia 2022 akan Kehilangan Pamornya

1 November 2022   05:59 Diperbarui: 4 November 2022   04:30 2133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Piala Dunia 2022 Qatar (FIFA.com/KOMPAS.com)

Pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 yang memang sejak awal akan dilaksanakan pada bulan November 2022, dianggap merusak tatanan kompetisi kalender FIFA yang tengah berjalan sebelumnya. Terutama penolakan datang dari negara-negara eropa, yang mempunyai kompetisi liga yang telah terstruktur. Dengan mengadakan event Piala Dunia 2022 di tengah kompetisi yang sedang berjalan dikhawatirkan merusak atmosfer kompetisi liga top eropa yang lagi panas-panasnya dan bisa mengganggu kalender pra musim di musim berikutnya.

FIFA terpaksa mengubah tatanan gelaran Piala Dunia, yang biasanya dilaksanakan pada bulan Juni-Juli bergeser ke bulan November. Hal ini dijadikan alasan FIFA karena pada bulan Juni-Juli cuaca di Negara Qatar sedang panas-panasnya. Sehingga Piala Dunia 2022 digeser ke Bulan November, yang cuacanya lebih bersahabat bagi fisik pemain maupun penonton di Stadion.

Kontroversi lainnya, bahkan Qatar diduga melakukan suap kepada mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA, Michael Platini. Hal ini perlu dilakukan Qatar untuk memuluskan langkahnya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Meskipun pada akhirnya tuduhan tersebut tidak benar, karena tidak terbukti dalam persidangan.

Belum lagi isu kemanuasiaan yang pernah dilaporkan oleh The Guardian, jelang Piala Dunia 2022 dimulai, isu tersebut kembali diungkit oleh pihak luar. Isu kematian sekitar 6.500 pekerja migran asal Asia Selatan, bahkan jumlah ini bisa bertambah besar jika mencakup isu kematian pekerja asal Filipina dan Kenya.

Uang ratusan juta dollar yang dikeluarkan oleh Pemerintah Qatar untuk membangun Stadion, infrastruktur jalan dan infrastuktur penunjang lainnya, serta ditambah fasilitas-fasilatas mewah harus dibayar mahal jika melihat banyaknya korban jiwa yang meninggal dari pihak pekerja.

Sorotan negatif tersebut, akan menjadi bumbu tak sedap selama gelaran Piala Dunia 2022 berlangsung. Bahkan pemerintah Qatar harus siap menghadapi gelombang protes dari pihak luar soal isu kemanuasiaan tersebut.

2. Piala Dunia 2022 digelar di tengah Padatnya Kompetisi Eropa

Jelang gelaran Piala Dunia 2022 dimulai, liga-liga top eropa sangat kompak untuk merusak euforia Piala Dunia 2022. Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Jerman, Liga Prancis, dan Liga Belanda lagi panas-panasnya, terbukti jarak poin pemuncak klasemen dengan peringkat kedua tidak berbeda jauh.

Ditambah lagi, kompetisi Liga Champions Eropa memasuki fase krusial, yang menyisakan satu laga terakhir pada babak penyisihan. Sehingga setiap klub yang berpeluang lolos ke fase knock-out babak 16 besar akan matian-matian dilaga terakhir, ditambah lagi masih menyisakan penentuan bagi tim yang akan turun kasta ke kompetisi Liga Europa.

Disaat kita sedang asyik dan menikmati kompetisi Liga Eropa yang lagi seru dan panas, dengan sangat terpaksa penikmat sepakbola layar kaca harus mengubah remotenya, untuk berganti channel melihat tayangan pertandingan Piala Dunia 2022. Laga-laga kompetitif Kompetisi Liga Eropa untuk sementara, harus "dipencet tombol" pause terlebih dahulu.

Jeda kompetisi di tengah persaingan panas kompetisi liga Eropa di musim 2022/2023, bisa berefek buruk bagi klub. Jika pemain andalannya cedera di laga Piala Dunia 2022. Hal ini akan menjadi sebuah kerugian, dalam perlombaan perebutan gelar juara liga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun