Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kehidupan Hijau

1 Juni 2019   10:48 Diperbarui: 1 Juni 2019   11:14 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang aku duduk di luar, angin segar bertiup mengungkap kehidupan alam. Rumput mungkin berwarna kuning, tetapi di bawahnya adalah sebuah lapisan, hanya menunggu untuk tumbuh. Burung-burung mungkin bernyanyi, dandelion mungkin bersinar

Tetapi apakah ini akan bertahan lama?

Burung-burung mungkin tidak bernyanyi. Lagu-lagu yang kita dengar. Mungkin meratap bahwa mereka berbicara. Memohon jawaban, apakah yang mereka lakukan salah.

Dandelion terlihat seperti matahari. Tetapi bagi mereka, mereka bisa membuka diri untuk apa pun yang mereka miliki. Tidak ingin dipotong. Jadi ketika kehidupan kedua mereka mendekat, mereka akan tetap bergetar daripada menjadi kelabu.

Semua karena umat manusia salah hukum kodrat. Saat aku duduk, aku mendengarkan semua yang telah diajarkan. Pohon-pohon semua sekarat. Kolam meluap. Dari pembuangan kami telah terlempar.

Di antara kesunyian yang indah, aku merasakan angin bertiup di rambutku. Maka yang kita lihat hanyalah pesawat dari kota. Mencemari udara, hanya untuk mendapatkan orang di suatu tempat. Udara adalah hal yang terbatas, tidak mungkin kita membelinya. Mengganti apa yang dulu, daripada menyimpan apa yang ada di sana.

Bereksperimen dengan daun, menemukan kutu. Berteriak, tetapi hanya satu hal, kutunya tidak lebih besar dari aku. Ingin sekali membunuhnya. Tetapi membunuh serangga itu, merupakan ungkapan lain untuk kepunahan.

Hidup adalah hal yang indah, tetapi bukan hidup dalam pembuangan. Hidup mungkin singkat, beberapa orang yang lain mungkin tidak. Peduli; mengatakan tidak masalah, kita bisa mendapatkan lebih banyak dengan uang yang kita hasilkan. Sekarang, yang dalam umat manusia, memiliki pikiran yang benar, buang-buang uangnya untuk peduli, ketika dia bisa menggandakannya.

Ingat satu hal ketika hidup berakhir, apa yang akan tersisa untuk uang umat manusia? Dunia saat ini mungkin hitam, tetapi mari kita ubah menjadi hijau.

***
Solo, Sabtu, 1 Juni 2019. 10:35 am
'salam hijau penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun