Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hambatan Komunikasi Berorientasi Pengirim dan Penerima

17 Februari 2019   15:36 Diperbarui: 17 Februari 2019   15:50 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetap saja, ketika komunikasi dimulai, segala macam prasangka harus dihilangkan, dan pikiran harus bebas dari bias.

Ini akan memungkinkan pengirim untuk merumuskan pesannya, Pikiran, bebas dari hanya menjaga penerima dan kebutuhannya dalam pikiran.

Pikiran seperti "Terakhir kali dia mengatakan ini ..." Atau "Terakhir kali dia melakukan ini ..." atau "Dia milik kelompok ini ..." benar-benar dapat membelokkan rumusan pesan. Penghalang ini juga dapat diperluas ke penerima.

Jika responden mulai dengan prasangka dalam pikiran,dia juga tidak akan dapat mendengarkan maksud dari pesan tersebut. Pemahamannya tentang pesan itu akan dibengkokkan.

Pesan-pesan akan dipahami dalam kaitannya dengan prasangka yang dipegang penerima terhadap pengirim. 

Hambatan Komunikasi Berorientasi Penerima

Penerima juga dapat memiliki beberapa hambatan selama interaksi. Meskipun perannya dalam fase awal adalah pasif, dia menjadi aktif ketika dia mulai mengasimilasi dan menyerap informasi.

Dia juga patut disalahkan jika situasinya serba salah dan komunikasi terhenti, atau ada miskomunikasi.

Beberapa hambatan yang muncul dari sisi penerima adalah sebagai berikut:

1. Retensi yang Buruk

Retensi (penyimpanan) sangat penting selama interaksi. Jika penerima memiliki kemampuan retensi yang buruk, dia mungkin akan tersesat dalam proses persidangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun