Mohon tunggu...
Money

Indonesia : Strategi Hadapi MEA 2015

13 Juli 2015   11:41 Diperbarui: 13 Juli 2015   11:41 2975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 merupakan kebijakan kawasan regional Asean untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. MEA terbentuk dari kesepakatan para pemimpin Asean untuk membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara yang akan direalisasikan pada akhir 2015 mendatang.

Tujuan dari dibentuknya kebijakan MEA adalah agar daya saing Asean meningkat sehingga dapat menyaingi Tiongkok dan India untuk dapat menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah Indonesia sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia.

Kebijakan pembentukan pasar tunggal yang disebut sebagai Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini merupakan suatu kebijakan yang memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara yang ada di Asia Tenggara lainnya. Oleh karena itu, dengan mudahnya perdagangan maka akan mengakibatkan kompetisi pemasaran barang dan jasa di wilayah Asia Tenggara akan meningkat.

Indonesia merupakan negara yang berada di Asia Tenggara dan menyetujui kebijakan MEA tersebut. Apabila tidak dapat mengantisipasi dengan suatu strategi yang tepat, maka Indonesia hanya akan menjadi negara sasaran pemasaran baik barang maupun jasa oleh negara-negara lain di Asia Tenggara. Oleh karena itu, Indonesia harus menyiapkan suatu strategi yang tepat sehingga dapat bersaing dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya.

Berdasarkan riset dari Orgaisasi Perburuhan Dunia / International Labour Organization (ILO) menyebutkan bahwa MEA akan mendatangkan manfaat yang besar, seperti dapat terbukanya jutaan lapangan kerja baru di Asia Tenggara. Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik sekitar 41% yaitu sekitar 14 juta tenaga kerja profesional. Sementara itu, tenaga kerja kelas menengah akan naik sekitar 22% atau 38 juta tenaga kerja, dan tenaga level rendah akan meningkat sekitar 24% atau 12 juta tenaga kerja.

Dilihat dari rincian peningkatan permintaan tenaga kerja yang akan diserap dalam MEA akhir 2015 mendatang bahwa penyerapan tenaga kerja profesional menjadi sasaran yang harus menjadi sasaran utama Indonesia. Dengan mempersiapkan tenaga kerja yang profesional dari lulusan-lulusan terbaik dari sekian banyak perguruan tinggi diseluruh Indonesia, diharapkan Indonesia akan siap ketika kebijakan MEA tersebut diterapkan di Asia Tenggara.

Pakar dan pengamat ekonomi, Serian Wijatno dan Dr Ariawan Gunadi, SH, MH, dalam bukunya “Perdagangan Bebas Dalam Perspektif Hukum Perdagangan Internasional” juga mengungkapkan bahwa Indonesia dapat menghadapi MEA dengan strateginya sebagai berikut : (a) Manfaatkan hambatan perdagangan untuk mengerem banjirnya produk dan jasa asing, (b) Ciptakan sumber daya pengusaha yang kompeten melalui pendidikan dan pelatihan, (c) Bentuklah forum sengketa perjanjian perdagangan bebas dengan prosedur yang sederhana dan jelas sehingga kepastian hukum. Selain itu, dalam buku tersebut Serian dan Dr Ariawan juga mengungkapkan bahwa Indonesia dapat mengelola potensi perdagangan bebas dengan baik jika pemerintah mampu menyajikan kepastian hukum, birokrasi yang sederhana dan sumber daya manusia yang memadai.

Banyak manfaat yang akan didapatkan oleh Indonesia apabila terdapat kesiapan yang tepat untuk menghadapi MEA 2015 mendatang. Penyiapan tenaga kerja lokal yang berkualitas atau profesional akan dapat membantu tenaga-tenaga kerja lokal untuk bersaing dengan tenaga kerja asing. Dengan banyaknya tenaga kerja lokal yang diserap makan otomatis akan meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia, dan secara langsung akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dukungan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi dalam menghadapi kebijakan MEA 2015 dari masyarakat sangatlah diperlukan. Dukungan dapat berupa adanya sosialisasi tentang berbagai keputusan Presiden Jokowi dalam menghadapi MEA ataupun melalui pemaksimalan potensi diri, sehingga dapat menjadi tenaga kerja yang berkualitas.

 

Oleh   : Sonny Nurdinsyam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun