Cigagade -- Tawa anak-anak terdengar riuh dari Posko KKN Desa Cigagade, Dusun 1, Kecamatan balubur Limbangan, Kabupaten Garut. Bukan suara mengaji seperti biasanya, melainkan dentuman kecil palu kayu ataupun batu yang menghantam daun-daun jati dan ketapang di atas kain totebag putih polos. Siang itu, posko KKN Kelompok 142 Sisdamas Desa Cigagade dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2025 berubah menjadi ruang kreasi penuh warna lewat kegiatan ecoprint totebag.
Kegiatan ini bukan sekadar keterampilan seni, melainkan juga ikhtiar menjaga semangat anak-anak pengajian. Selama beberapa minggu terakhir, keberadaan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah membawa suasana baru di madrasah. Anak-anak berbondong-bondong datang tepat waktu, bersemangat belajar, karena selain mengaji mereka juga disuguhi kegiatan lain oleh para anggota kelompok KKN 142 Sisdamas Desa Cigagade. Namun, seiring berakhirnya masa tugas mahasiswa KKN, muncul kekhawatiran semangat itu akan meredup seiring beralannya waktu.
"Sejak ada mahasiswa KKN anak-anak jadi lebih banyak yang datang mengaji, takutnya kalau anak KKN sudah pulang nanti mereka bakal ilang-ilangan lagi" kata seorang ustadz pengajar di madrasah masjid Ath-Thorriyyah Desa Cigagade dusun 1 Kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut.
Metode ecoprint sendiri sederhana namun penuh kejutan. Anak-anak memilih daun atau bunga dengan bentuk unik, menatanya di atas kain totebag, lalu memukulnya hingga warna dan serat daun tercetak alami. Hasilnya, setiap anak pulang dengan tas unik buatan tangan mereka sendiri.
Di Desa Cigagade sendiri permasalahan sampah menjadi masalah yang cukup krusial, namun jenis sampah yang selalu sering dibahas hanya seputar sampah rumah tangga, padahal sampah organik seperti dedaunan yang menumpuki bahkan menyumbat aliran sanitasi warga juga merupakan sebuahmasalah.
Dengan pelatihan ecoprint ini diharapkan anak-anak sebagai generasi penerus bisa menjadi regenerasiator sebagai generasi yang lebih melek terhadap permasalahan sampah dan menerapkan metode daur ulang di masa yang akan datang, hal ini sejalan dengan konsep Sisdamasyang salah satunya adalah kenerlanjutan, semoga anak-anak ini dapat berlanjut. Dan semoha dengan adanya totebag dapat menjadi semangat baru bagi mereka  itu tetap berangkat mengaji ke madrasah.
Pengurus madrasah berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda rutin, meski mahasiswa KKN telah kembali ke kampus setidaknya pengurus madrasah bisa mengetahui apa yang sebenarnya mampu membuat anak-anak lebih bersemangat untuk berangkat dan datang mengaji, lewat kegiatan kreatif dan interaktif sesekali dapat meningkatkan semangat anak-anak.
Di balik motif-motif daun yang tercetak di kain putih, tersimpan harapan besar: semoga semangat anak-anak Cigagade untuk datang ke pengajian terus tumbuh, meski tak lagi ditemani mahasiswa KKN.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI