Dunia mode tidak pernah berhenti berevolusi. Di tengah arus perubahan tren dan kebutuhan gaya hidup yang dinamis, hadir sebuah rancangan busana yang tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga fungsi yang adaptif dan penuh makna. Illuv, sebuah karya busana transformasi dua look, lahir sebagai respons kreatif terhadap kebutuhan akan pakaian yang fleksibel, estetis, dan berakar pada identitas budaya lokal.
Nama Illuv merupakan gabungan dari dua kata: illusion (ilusi) dan reverie (lamunan), yang mencerminkan kekuatan visual dan daya khayal dalam sebuah desain busana. Karya ini menjadi bagian dari koleksi bertema Metamorphoria, yang menggabungkan makna metamorphosis (transformasi) dan euphoria (kepuasan estetis). Melalui pendekatan ini, penulis menciptakan sebuah rancangan yang tidak hanya berubah secara bentuk, tetapi juga membawa pemakainya dalam pengalaman berbusana yang imajinatif dan personal.
Busana ini dirancang dengan teknik transformasi yang memungkinkan satu tampilan berubah menjadi dua look berbeda: look pertama menampilkan rok pendek dengan kesan edgy dan berani, sementara look kedua bertransformasi menjadi rok panjang penuh volume dengan sentuhan draperi dan dekorasi mewah. Transisi antar tampilan berlangsung mulus melalui sistem konektor tersembunyi seperti ritsleting reversibel, kancing jepret, dan teknik lipatan strategis. Transformasi ini bukan hanya estetis, tetapi juga fungsional, menjadikan Illuv busana yang relevan untuk berbagai konteks, dari formal hingga editorial fashion.
Yang membedakan Illuv dari rancangan transformasi lain adalah kekuatan konsep budaya yang dibawanya. Motif batik Kawung, salah satu motif batik klasik dari Indonesia, diangkat dalam pendekatan visual baru. Bukan sekadar cetakan atau bordiran, motif Kawung diolah menjadi detail mozaik kaca dan taburan payet yang membentuk pola kilap berlapis. Inspirasi ini berasal dari kaca patri bangunan era Art Deco, di mana warna dan cahaya saling berinteraksi untuk membentuk komposisi yang dramatis namun harmonis.
Palet warna yang digunakan pun dipilih untuk memperkuat karakter dualitas karya ini. Dominasi biru tua, biru elektrik, turquoise, abu-abu, dan hitam menjadi simbol keseimbangan antara kelembutan dan ketegasan. Gaya girly yang diusung tak sekadar feminin, melainkan juga kuat, ekspresif, dan modern.
Karya ini merupakan hasil dari proses panjang: mulai dari studi tren dan inspirasi visual, eksplorasi teknik volume dan draping, pemilihan material, hingga evaluasi langsung melalui gelar karya. Busana diuji dari segi bentuk, fungsi, dan estetika oleh dosen pembimbing, praktisi mode, serta audiens dalam peragaan. Hasilnya, Illuv mendapat apresiasi sebagai busana yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga menyampaikan pesan tentang bagaimana budaya dan inovasi dapat berjalan seiring tanpa kehilangan identitas.
Illuv tidak sekadar busana. Ia adalah simbol perubahan, penanda bahwa mode bisa menjadi ruang untuk merayakan transformasi diri, melampaui tren, dan menyuarakan akar budaya melalui medium desain yang modern dan berdaya ungkap tinggi.
Apa yang terjadi ketika kain tradisional bertemu dengan teknologi desain modern? Illuv adalah jawabannya. Desain ini bukan hanya transformasi visual, tetapi juga transformasi nilai: dari simbol-simbol budaya menjadi bahasa baru dalam mode kontemporer. Melalui pendekatan modern, penulis berhasil mengangkat motif batik Kawung sebagai elemen naratif, bukan sekadar dekoratif.