Mohon tunggu...
S.Hanna.
S.Hanna. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu..

Wiraswasta, ibu rumah tangga, senang membaca tentang politik dan dunia usaha serta berita dunia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kita Masuk ke Stagflasi

1 April 2022   11:48 Diperbarui: 1 April 2022   11:52 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dunia sudah masuk masa Stagflasi. Setelah minyak, kini BBM . Istilah yang menurut saya agak aneh namun segera mengerti setelah memahaminya.


Stagflasi apa itu? Mengutip dari Wikipedia,
adalah keadaan suatu negara atau wilayah kesatuan moneter di mana perekonomian secara bersama dalam keadaan stagnasi dan inflasi.

Istilah tersebut berasal dari bidang ekonomi makro, yang menggambarkan masa inflasi yang tinggi, sementara produk nasional (PDB) turun atau setidaknya tidak meningkat.

Biasanya, periode tersebut disertai dengan pengangguran yang tinggi. Kita lihat,
Amerika Serikat dan mitra Eropa sedang mempertimbangkan larangan impor minyak Rusia. Indonesia dihantui kenaikan minyak goreng. Menyusul PPN dan BBM.

Di Amerika dikatakan pada hari Minggu oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Meski menekankan pentingnya stabilitas pasokan minyak global, harga barel naik tajam pagi ini, setelah melonjak lebih dari 20 persen pekan lalu dan mencapai level tertinggi dalam lebih dari 10 tahun.

Amerika Serikat mengimpor lebih dari 20 juta barel minyak mentah dan produk olahan dari Rusia, yang merupakan sekitar delapan persen dari impor bahan bakar cair Amerika.

Di pasar London, harga satu barel naik lebih dari 8,5 persen pagi ini menjadi $ 128,30, dan pada satu titik mencapai $ 130, sementara di pasar AS, satu barel naik 7,7 persen menjadi $ 124,60.

 Langkah larangan impor minyak Rusia, tetapi juga reaksi di bursa saham di seluruh dunia, dapat menyebabkan stagflasi.

Analis memperkirakan bahwa lonjakan harga energi dapat mempengaruhi perilaku dan konsumsi rumah tangga, sehingga dapat terjadi pengurangan konsumsi total, yang dapat menyebabkan kerusakan ekonomi.


"Jika Barat memotong sebagian besar ekspor energi Rusia, itu akan menjadi pukulan besar bagi pasar global.

Kehilangan 5 juta barel minyak Rusia dapat mendongkrak harga per barel hingga $200 dan mengurangi pertumbuhan ekonomi global," kata Ethan Harris, kepala ekonom di Bank of America.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun