Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Saatnya Berbuat Sesuatu

25 Oktober 2022   17:04 Diperbarui: 25 Oktober 2022   23:27 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hiks... And thast's itu.

Melanie melanjutkan seandaikan ada kalimat lanjutan mengenai sisa lagunya. Andaikan ada sedikit kata manis tentang penampilan setelah kata "Gendut. Dan sejuta kata lainnya.

Atau apakah karena semua kelebihan dan kebaikan kita tertutup karena satu nila tadi? Apakah karena berat badan kita naik, otomatis semua yang kita lakukan jadi tertutup dan jelek? Apakah karena satu nada fals, enggak ada sama sekali kata baik yang keluar dari mulut kita? Sayangnya itulah fakta.

Masih dominan dari kita berkomentar tanpa mengetahui sebuah proses. Jika kamu tidak suka dengan ucapan tersebut? Me, too. "Makanya aku tidak suka mengucap demikian. Bagaimana jika hal tersebut terjadi pada kalian wahai pembaca yang budiman?

Masih di bukunya Melanie Subono membahas mengenai Gadis Bernama Imas Tati, ia adalah "TKW berusia 23 tahun yang jatuh di lantai pada suatu pagi buta, saat ia melarikan diri melalui jendela rumah majikannya," petisi penulis untuk Ketua Satgas TKI.

Imas Tati membeberkan hal yang terjadi pada dirinya, "Tetes keringat saya, menjadi saksi bahwa TKI sangat menderita... Saat oranglain pulang kampung membawa kebanggaan, saya dikucilkan berjalan pun saya sudah tidak bisa normal sekarang... " ucap TKW tersebut kepada penulis serta tertuliskan di petisi tersebut.


Betapa kecewanya TKW kepada Ketua Satgas TKI, malah berkata kekerasan yang dialami pekerja migran banyak terjadi karena bersumber dari sikap dan perilaku pekerja migran itu sendiri, khususnya perempuan pekerja migran. Dengan bersikap genit, nakal dan melakukan pergaulan bebas selama di luar negeri.

Hal tersebut sontak menyita perhatian publik termasuk Melanie. Sebagai aktivis, ia pun tidak tinggal diam. Akhirnya ia membuat petisi. Setelah tiga hari petisi dilayangkan, akhirnya ketua Satgas TKI meminta maaf, tapi untunglah masih ada orang berhati besar yang berani meminta maaf.

Tak hanya Imas yang mengalami hal demikian, balita pun mengalami kekerasan seksual. Ia bernama Risa bungsu dari enam saudara yang tinggal di kawasan pemulung Pulogebang. Media biasa gunakan inisial RS. Kuat dugaan bahwa RS mengalami kekerasan seksual. Dan kini ia telah tiada.

Cerita tentang seorang anak yang berharap. Berharap kepada orang-orang yang bisa menegakan hukum. Orang yang dipilih dan berada di jajaran pemerintahan untuk mewakili suara kita dan berjuang untuk kita.

"Wong yang diperkosa sama yang memerkosa sama-sama menikmati, kok." Bagiamana mungkin hakim bisa berkata seperti itu. Tanpa memikirkan bahwa mungkin saja yang diperkosa adalah balita. Tanpa memikirkan bahwa mungkin saja yang diperkosa adalah anak cacat. Atau bukan tidak mungkin yang diperkosa adalah kerabatnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun