Mohon tunggu...
Sofia Grace
Sofia Grace Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Seorang ibu rumah tangga yang hidup bahagia dengan suami dan dua putrinya. Menggeluti dunia kepenulisan sejak bulan Oktober 2020. Suka menulis untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Berharap semoga tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Elena Sandi (4)

25 Juli 2022   11:12 Diperbarui: 25 Juli 2022   11:15 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Oma akan sembuh kan, Tante Elena? Ella mau main sama Oma."

"Elly juga. Oma cantik kayak Tante."

Elena merasa sedikit terhibur mendengar celotehan kedua malaikat kecil itu. Senyumnya mulai mengembang, membuat pria di hadapannya semakin jatuh cinta.

***

Ya Tuhan, bagaimana mungkin aku bisa terkena stroke ? Bertahun-tahun ini aku rajin meminum obat tekanan darah tinggi dan suplemen kesehatan, makan makanan bergizi, dan berolahraga ringan setiap pagi. Aku berupaya menjalani pola hidup sehat. Apakah ini teguran dariMu karena aku bersikap terlalu keras pada Elena? keluh Soraya dalam hati. Ia merasa tidak terima mengalami nasib seperti ini. Tubuhnya lumpuh sebagian, bicaranya pelo, dan rahangnya kaku, sehingga agak susah untuk mengunyah makanan. Untungnya dia masih sanggup menelan makanan, meskipun harus yang bertekstur lembut sekali.

Elena telaten menyuapinya setiap hari. Anak-anak Soraya yang lain datang sekeluarga dari luar kota untuk menjenguknya. Cucu-cucunya yang keseluruhannya berjumlah lima orang bergiliran menciumi pipinya, menepuk-nepuk tangannya, mengajaknya berbicara, dan mendoakannya semoga lekas sembuh. Dirinya sungguh merasa berdosa selama ini kurang memperhatikan bocah-bocah lucu itu. Gelimang kekayaan membuatnya lebih sering berkumpul bersama teman-teman arisan dan persekutuan doa yang seringkali berujung pada pamer harta dan penampilan.

Teman-temannya itu hanya sekali menjenguknya. Mereka datang beramai-ramai sambil membawa karangan bunga yang mewah dan bingkisan buah-buahan yang mahal untuknya. Mengajaknya berfoto bersama untuk diunggah di akun media sosial masing-masing sebagai bentuk solidaritas terhadap anggota geng-nya yang sedang sakit. Setelah itu mereka tak pernah muncul lagi maupun menanyakan kabar Soraya.

Kawan-kawan Elena pun kebanyakan hanya sekali datang membesuk. Hanya Jeffry yang sering datang dan...Thomas. Laki-laki itu bahkan setiap hari datang dengan membawa serta anak-anaknya. Pria yang tidak kusetujui berhubungan dengan anakku...justru menjadi penyelamat hidupku di saat-saat kritis.

Aku sekarang mengerti mengapa Elena langsung jatuh hati begitu melihat Ella dan Elly untuk pertama kalinya, batin Soraya. Sepasang anak kembar itu memang mempunyai karisma yang luar biasa. Rambut ikal alami mereka yang panjangnya sebahu itu tampak indah bagaikan rambut putri-putri di negeri dongeng. Sepasang mata bulat nan indah kedua anak itu dihiasi bulu mata lentik yang memancarkan sorot mata lugu, namun mengandung perasaan ingin tahu yang besar. Pipi mereka yang montok berwarna kemerahan terutama bila terlalu banyak berceloteh. Selain itu ucapan dan perilaku Ella dan Elly yang lucu benar-benar merupakan hiburan bagi siapapun yang melihatnya.

"Oma makan yang banyak ya, biar cepat sembuh. Nanti Elly ajak main petak umpet."

"Oma mukanya jangan murung. Senyum sedikit biar tambah cantik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun