Mohon tunggu...
Sofia Amalia
Sofia Amalia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Guru PAUD yang kadang nulis, kadang nganggur.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal Burnout: Kelelahan Fisik dan Emosional yang Rentan Dialami Guru

19 November 2023   06:00 Diperbarui: 22 November 2023   18:57 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Burnout (Freepik/jcomp via KOMPAS.com)

Jika keberadaan para guru adalah untuk mendukung siswanya. Lalu siapa yang akan mendukung mereka?

Sebagaimana tugasnya, guru hadir tidak hanya untuk mengajar di depan kelas. Mereka harus memastikan bahwa siswanya dapat belajar dengan baik dan bebas dari segal masalah yang dapat mengganggu pelajaran. 

Selain itu, kita juga sering mendengar istilah bahwa guru adalah orang tua kedua ketika di sekolah. Orang tua kedua ini menampung semua keluh kesah siswa yang belasan hingga puluhan orang jumlahnya. Keluh kesah ini kadang tertanam dalam pikiran dan terbawa hingga ke rumah.

Sayangnya, siswa bukanlah satu-satunya tanggung jawab mereka. Guru biasanya memiliki tanggung jawab administrasi di sekolah dan sebagai seorang individu, tentu guru memiliki masalah pribadi. Dari semua tanggung jawab dan masalah, tanpa kita sadari guru rentan mengalami kelelahan secara fisik hingga mental atau yang dikenal dengan istilah burnot.

Mengutip American Psychological Association (APA), Burnout merupakan kelelahan secara fisik, emosional atau mental yang disertai dengan penurunan motivasi, penurunan kinerja, serta sikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Dari defenisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa ini bukanlah kelelahan biasa yang mungkin hanya butuh beberapa jam untuk kembali pulih. Burnout dapat menyebabkan seseorang kehilangan motivasi untuk beraktivitas hingga perubahan sikap yang cenderung negatif.

Sumber lain mengatakan bahwa burnout adalah suatu sindrom yang dapat dikenali dari tiga gejala. Gejala pertama adalah berkurangnya efikasi diri dalam hal profesional. Individu yang mengalami burnout akan merasa dirinya kurang kompeten atau kurang berprestasi. Mereka menganggap dirinya tidak lebih baik dari orang lain.

Dua gejala lainnya adalah sinisme yang berlebihan dan kelelahan emosional. Mereka yang mengalami burnout cenderung memandang orang lain atau hal-hal tertentu dangan cara yang lebih negatif, bahkan memandang rendah seseorang. Mereka juga merasakan kelelahan emosional yang berlebihan pada pekerjaan dan hal-hal yang mereka lakukan.

Burnout tidak dapat hilang hanya dalam semalam. Rata-rata waktu yang dibutuhkan seseorang untuk pulih dari burnout adalah kurang lebih tiga bulan hingga satu tahun. Setiap orang akan memiliki waktu pulih yang beragam tergantung tingkat kelelahan yang mereka alami.

Stres kerja kronis-lingkungan sekolah yang tidak mendukung

Sebenarnya, burnout bisa terjadi pada profesi apapun dan secara umum profesi guru rentan mengalaminya. Faktanya guru adalah salah satu profesi yang dianggap paling menimbulkan stres. Tentu ini bukanlah hal yang membuat kita terkejut atau bahkan menyangkal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun