Kini sawah Brodin kembali hijau.
Anak-anaknya kembali menanam padi, dan suara azan maghrib menggema lembut dari surau kecil di pinggir pematang.
Di depan mushola, Brodin menatap ke arah bintang dan bergumam:
"Ya Allah, Engkau memang tidak cepat, tapi Engkau pasti. Dan kadang, keadilan-Mu datang lewat satire."
Kisah ini pun menjadi pelajaran di banyak kampus dan media:
Bahwa post-truth bukan hanya era tanpa kebenaran, tapi zaman ketika dusta berjas resmi dan disiarkan dengan lighting studio.
Bahwa kezaliman sering tersenyum sambil mengutip ayat,
dan bahwa doa orang teraniaya lebih kuat dari villa di California.
REFLEKSI DAN HIKMAH
-
Secara sosial-politik, kisah ini menunjukkan betapa kekuasaan yang tak terkontrol melahirkan oligarki lokal --- jaringan pejabat, korporasi, dan penegak hukum yang bersekutu melawan rakyat kecil.
Ini mengingatkan teori elite domination dari C. Wright Mills: segelintir elite ekonomi dan politik bisa mengendalikan keputusan publik dengan kepentingan pribadi.
Secara psikologis, ini menggambarkan efek "post-truth": manusia cenderung mempercayai informasi yang sejalan dengan keyakinan awalnya (confirmation bias).
Hoaks lebih dipercaya daripada data, karena rasa lebih kuat daripada logika.Secara hukum, cerita ini menegaskan prinsip dasar pembuktian: siapa yang mengklaim, harus bisa membuktikan. Klaim tanpa sertifikat, tanpa bayar pajak, hanyalah omong kosong bersertifikat palsu.
Secara budaya dan religius, tanah bukan sekadar benda, tapi simbol amanah.
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu khalifah di muka bumi, maka lihatlah bagaimana kamu bertindak." (QS. Yunus: 14)
Dan Rasulullah bersabda:
"Barangsiapa mengambil sejengkal tanah secara zalim, kelak akan dikalungkan kepadanya tujuh lapis bumi di hari kiamat." (HR. Bukhari-Muslim)
Ketika manusia mempermainkan kebenaran, maka Tuhan akan mempermainkan jalan hidupnya.
Kadang lewat badai, kadang lewat satire.
Dan Brodin? Ia tetap menanam padi, sambil sesekali tertawa melihat berita:
"Villa di California dijual murah, pemiliknya tersangkut kasus gratifikasi tanah."
 ________