Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Humaniora.Soetiyastoko | Surat yang Tak Pernah Terkirim

8 Oktober 2025   12:49 Diperbarui: 8 Oktober 2025   12:49 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret diri "Senyum Di Hari T.Dok.Pri

Lalu ia menulis balasan, dengan kalimat yang lahir bukan dari kepala, melainkan dari hati yang rindu:

"Ya Allah, hanya Engkau-lah Penyembuh sesungguhnya...
Sembuhkanlah karibku, Bang Idrus.
Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin."

Ia menutup ponselnya, menatap keluar jendela.
Langit Bandung masih teduh, tapi di dadanya, doa itu terus bergetar --- lembut, seperti daun jatuh di atas air.

* Kenangan yang Tak Pernah Tua*

Malamnya, saat lampu jalan menyala kuning remang, Bang Soeti termenung di kursi rotan tuanya. Suara serangga bersahutan dari kebun pisang di belakang rumah. Di pikirannya terputar kilas balik: dirinya dan Bang Idrus di masa muda.
Berjalan kaki dari Dago ke Kosambi hanya karena ingin menghemat ongkos angkot; makan bubur ayam pinggir jalan sambil bercanda soal tugas kuliah yang belum selesai; menertawakan nasib, dan merasa hidup ini akan panjang --tanpa akhir.

Kini, ...
Semua itu tinggal bayangan.
Tubuh menua, tapi kenangan tetap muda.
Dan dari segala yang pernah mereka miliki --- uang, ijazah, pekerjaan --- yang tersisa paling berharga hanyalah rasa saling mengingat.

* Refleksi Psikologis*

Kisah dua sahabat ini tampak sederhana, tapi sejatinya memuat dinamika batin yang kaya.
Dalam psikologi, perjalanan hidup mereka bisa dibaca sebagai proses menuju kedewasaan spiritual dan emosional.

*Erik Erikson -- Teori "Integrity vs Despair"*
Erikson menyebut bahwa di masa tua, manusia akan meninjau kembali hidupnya. Mereka yang mampu menerima masa lalu tanpa penyesalan akan merasakan _integrity_ , yakni ketenangan hati.

Doa Bang Soeti untuk Bang Idrus menunjukkan penerimaan --- bahwa ia tidak lagi melawan waktu, tapi berdamai dengannya.

*Carl Rogers -- Unconditional Positive Regard*
Rogers mengajarkan bahwa cinta dan persahabatan sejati tidak menuntut balasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun