Puisi  |  "Jejak Tegas di Jalan Sunyi"
---Untuk Kwik Kian Gie
_DikToko_
_(Soetiyastoko)_
Telah rebah pohon tegak
yang tak gentar diterpa angin zaman,
daun-daun ide dan nurani
berjatuhan perlahan---menyuburkan tanah ingatan.
Namamu, Pak Kwik,
-yang kami hormat-
bukan hanya baris di laporan ekonomi,
tapi gema suara jujur
di tengah sorak pasar dan politik yang penuh ilusi.
Engkau bukan pemuja angka,
tapi pembela rakyat kecil
yang sering dilupakan
oleh tangan-tangan yang licin menyusun laba.
Di ruang-ruang debat
kau hadir tanpa tedeng aling-aling,
menyuarakan nurani
meski kadang sendiri.
Tak engkau jual lidahmu,
tak engkau gadaikan pikiranmu
demi kursi empuk
atau janji palsu kekuasaan.
Kini, langkahmu terhenti,
namun warisan keberanianmu
melintasi batas usia.
Tegas, bersih, dan berpihak pada suara yang lemah.
Selamat jalan,
penjaga nurani ekonomi bangsa.
Langit Bandung menangis diam-diam,
dan kami berdiri...
mengantar kepergianmu dalam hormat yang dalam.