Di antara lembah dan kabut itu, aku berjalan. Sesekali kupejamkan mata, membiarkan angin menyentuh wajahku dan menyampaikan pesan dari langit:
*"Lanjutkan, meski pelan. Tak apa-apa tertinggal. Asal tak menyerah."*
Karena bagiku, mengatakan hal-hal baik kepada diri sendiri adalah seperti menyalakan lentera kecil di dalam dada. Tidak terang benderang, tapi cukup agar aku tak sepenuhnya tersesat.
Kesimpulan:
Dalam perjalanan hidup, sering kali yang paling kita butuhkan bukanlah sorak-sorai dari luar, tapi bisikan lembut dari dalam. Afirmasi positif bukanlah kebohongan manis, melainkan pupuk bagi semangat yang nyaris layu.
Menjadi baik kepada diri sendiri bukan kelemahan. Itu keberanian.
Dan melangkah pelan bukan kekalahan. Itu proses menuju kekuatan.
Saran:
Teruslah berkata baik kepada dirimu sendiri. Tapi biarkan setiap kata baik itu mendorongmu untuk bergerak, bukan tidur dalam mimpi kosong. Jangan hanya berkata "aku bisa," tapi tambahkan: "maka aku akan mulai hari ini."
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
(QS. Ar-Ra'd: 11)
Dan dalam Hadis Qudsi:
"Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, mari berprasangka baik, tidak hanya kepada Tuhan, tapi juga pada diri sendiri.