Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Humaniora | MENITI SUNGAI DIRI --Catatan Liris di Lembah Bandung Utara

28 Juli 2025   18:11 Diperbarui: 28 Juli 2025   18:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Positivitasku bukan tipu-tipu.
Bukan manis yang menutupi getir.
Bukan cahaya palsu di tengah badai yang mencabik-cabik, memaksa yang meronta-menolak.

Tapi seperti matahari pagi yang setia kembali meski semalam hujan deras menghapus jejaknya di cakrawala.

Aku berkata kepada diriku:
*"Kau belum sampai, tapi kau sedang menuju."*
*"Langkahmu kecil, tapi nyata."*
*"Hatimu rapuh, tapi masih mau percaya."*

Sungai itu mengajarkan sesuatu. Ia tidak pernah bertanya ke mana harus pergi, ia hanya tahu: ia mengalir. Ada kerikil mengadang, ia melompati. Ada batu besar, ia melingkari. Bahkan saat keruh, ia tetap berjalan. Dan dalam perjalanan itu, ia membersihkan dirinya sendiri.

Lalu aku menengadah, melihat bukit-bukit menghijau di kejauhan. Di sanalah tempat tujuan. Tapi bukan puncak yang kucari sebenarnya.
Bukan tinggi yang menaklukkan yang rendah.

Aku hanya ingin bisa terus berjalan.

Mendengar desah nafasku sendiri dan berkata,
*"Aku masih hidup, aku masih mencoba."*

Dan setiap afirmasi yang kukirimkan ke dalam jiwaku, seperti matahari yang mulai menyibak kabut pagi.

*"Kau tidak sempurna, tapi tidak apa-apa."*
*"Kau belum berhasil, tapi sedang belajar."*
*"Kau belum pulih, tapi sedang tumbuh."*

Aku bukan sedang berbohong kepada diri sendiri.

Aku sedang menghiburnya.
Membisikkan bahwa ada harapan yang menunggu di tikungan berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun