Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepenggal Kisah

8 September 2021   00:22 Diperbarui: 19 Desember 2021   10:30 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepenggal Kisah

Soetiyastoko

Bila terlihat muram
dibara senja
adalah cermin dari wajah sesal
seorang manusia,
mengapa tamak
ketika di dunia

Bila buram temaram
menuju hitamnya malam
adalah duka yang akan dirasa
kelak setelah azal menggamit
gegas pulang,
mengapa dzolim
saat kenyam
nikmatnya hidup

Belantara sepi
semak  terkesiap,
yang terbungkus kafan
dalam diam
diusung
menuju liang
dituntun tiara minyak
dan
remang rembulan.

Papan sudah rapat
terpasang
dan
tanah
diturunkan hingga gunduk
menyembul
hanya nisan disematkan

Sedang
harta kong kalikong
mu
dan
steak tenderloin yang kau pesan
untuk makan malam
entah, siapa akan jarah.

(jangan pernah bilang, kalau tamak dan dzolim, tergolong wabah)

BPA, jelang senja 17 Desember 2020 di WA grup disebar seorang tokoh meninggal, masalah hukumnya dalam proses pengadilan. Kasus ditutup, titik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun