Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Widya, Polwan Single Parent: Antara Peran sebagai Ibu dan Abdi Negara

11 Maret 2017   00:10 Diperbarui: 11 Maret 2017   20:00 2661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Widya, Polwan single parent saat sedang menjalankan tugas sebagai abdi negara - Gbr: Widie

Saat membincangkan pernikahannya, Widya mengaku masalah itu sejatinya sudah ada sebelum pernikahan. Pasalnya pria tersebut telah memiliki hubungan dengan perempuan lain yang telah beranak dua.

"Hubungan mereka ternyata tetap berlanjut sekalipun kami sudah menikah," Widya bercerita. "Efeknya, mantan suami saya ini mengalami perubahan sikap, hingga melupakan tanggung jawab dan kewajiban yang semestinya dipenuhinya. Bahkan, paling menyakitkan karena ia juga melakukan kekerasan dan itu berlangsung sampai saya hamil tujuh bulan."

Terlepas beban yang dialaminya sejak hamil itu terbilang berat, namun di situ juga mentalnya sebagai seorang Polwan berperan. Dia bisa mengatasi perasaan  tertekan, mampu melawan perasaan lemah, dan tetap mampu memilih untuk tegas dan bercerai secara baik-baik.

Namun tentu saja, pemberontakan batin sebagai wanita tetap saja membalutnya, tapi dapat teratasi dengan bekal pendidikan yang didapatkannya di pendidikan  kepolisian.

Alih-alih meratapi hal menyakitkan menderanya, Widya memilih menatap ke depan, melihat bahwa anaknya adalah tanggung jawabnya, dan tugasnya sebagai abdi negara membutuhkan tenaganya. Maka itu, ia tak merasa terpuruk hingga berlarut-larut.

Padahal, katanya, jika hanya mengikuti insting sebagai wanita saja, dan memilih melemah, saat ayahnya sendiri meninggal dan mertuanya pun tak menjenguknya, itu saja sudah menjadi sebuah pukulan sangat berat. Apalagi setelah anaknya lahir, mantan suami dan mantan mertuanya baru datang menjenguk saat anak tersebut telah berusia 1,3 tahun.

Lagi-lagi, Widya tak mempersoalkan itu. Dia tetap memilih berpegang pada janji sebagai seorang Bhayangkari yang harus menghadapi segala sesuatu lewat sudut  pandang kemanusiaan."Sebab saya masuk jadi anggota Polri pun karena alasan lewat karier inilah saya dapat turut melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat, selain juga menjadi bagian dari penegak hukum," katanya tegas.

Di awal karier sebagai anggota Polri, Widya sendiri sempat ditugaskan di berbagai tempat. Bahkan dia juga pernah ditugaskan di Pusjarah Polri, Korlantas Polri, dan kini di Polres Parepare.

Widya (kedua dari kanan) saat bersama rekan-rekan seprofesinya - Gbr: Widie
Widya (kedua dari kanan) saat bersama rekan-rekan seprofesinya - Gbr: Widie
Sejak awal karier itu juga berbagai tantangan sudah mengadangnya. "Apalagi saya juga pernah menghabiskan hingga empat tahun bertugas di Jakarta," dia menambahkan. "Di sana, saya juga pernah nyaris menjadi sasaran jambret yang merampas tas saya."

Bagi Widya, berbagai tantangan berat itu bukanlah hal yang harus diratapi. Sebagai anggota Polri, terlepas dia perempuan, namun dia juga dididik untuk menjadi perempuan yang kuat dan tangguh. Maka itu, dia menjadikan pengalaman dan latar belakangnya sebagai pelajaran juga baginya saat berperan sebagai ibu.

"Saya berharap agar kelak anak saya dapat menjadi lelaki yang mampu memperlakukan wanita dengan penuh kasih sayang, menghormati wanita seperti menghormati ibunya," dia menyatakan harapannya sebagai ibu. "Saya mendoakan dia menjadi anak yang saleh, membanggakan keluarga, dan bisa mengikuti jejak saya (sebagai anggota Polri)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun