Klaten- Seiring dengan perkembangan pendidikan yang semakin dinamis, Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Kemendikbudristek kembali menyelenggarakan Pelatihan Mendalam bagi Guru dan Kepala Sekolah. Berlangsung sejak 10 hingga 15 September 2025 diselenggarakan di UPTD Bayat, program ini berfokus pada peningkatan kompetensi pendidik dalam menerapkan Pembelajaran Mendalam (PM), sebuah pendekatan yang mengedepankan proses belajar berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan.
Mendorong Pembelajaran Holistik dan Bermakna
Dalam pelatihan ini, para peserta dibekali pemahaman mendalam tentang konsep dan praktik Pembelajaran Mendalam. Tujuannya adalah agar guru mampu merancang pembelajaran yang aktif, relevan, dan menarik bagi peserta didik. Menurut Khomsatun Widhi Hastuti, salah satu narasumber, "Pembelajaran Mendalam bukan sekadar metode, melainkan sebuah filosofi yang memuliakan peserta didik. Kami ingin guru-guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendorong pengembangan potensi holistik siswa, yaitu olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga."
Para guru juga diajak untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif. Narasumber lain, Setyorini, menyoroti pentingnya suasana yang memicu semangat dan antusiasme siswa. "Saat murid merasa dihargai dan terlibat aktif, mereka akan lebih mudah menyerap materi dan berani mengeksplorasi ide-ide baru. Ini adalah kunci untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter," jelasnya.
Manfaat bagi Guru dan Peserta Didik:
Bagi Guru: Memperluas wawasan tentang strategi pembelajaran baru, menumbuhkan pola pikir bertumbuh (growth mindset), dan meningkatkan profesionalisme.
Bagi Peserta Didik: Mengalami proses belajar yang lebih bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan, yang pada akhirnya menghasilkan generasi cerdas.
Peran Komunitas dan Teknologi dalam Implementasi
Keberhasilan program ini juga bergantung pada peran komunitas belajar. Dalam sesi yang dipimpin oleh Rustam Hadi, peserta disadarkan akan pentingnya Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai wadah untuk berbagi praktik baik dan mengatasi tantangan di lapangan. "Komunitas adalah tulang punggung bagi implementasi PM. Melalui kolaborasi, guru dapat saling menginspirasi dan mendukung satu sama lain," kata Rustam.