Mohon tunggu...
SMP Santo Yosef Surabaya
SMP Santo Yosef Surabaya Mohon Tunggu... Guru

Hobby Menulis

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Talkshow "Etika Bermedia Sosial di Era AI" awali MPLS Hari ke-4 di SMP St. Yosef Surabaya

18 Juli 2025   11:41 Diperbarui: 18 Juli 2025   20:05 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembukaan Talkshow "Etika Bermedia Sosial" di SMP St. Yosef, Surabaya

Jumat, 18 Juli 2025. Pukul 07.00 WIB, panitia pelaksana MPLS menghadirkan Yohanes Advent Sarbani, S.Pd, M.AB., dosen dari Universitas Widya Mandala Surabaya yang juga merupakan koordinator komunitas MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) cabang Surabaya. Kehadiran beliau di SMP Sano Yosef dalam rangka memberikan materi terkait etika bermedia sosial yang menargetkan tumbuhnya kesadaran siswa untuk bijak dalam bermedia sosial.

Pemaparan materi dimulai sekitar pukul tujuh lebih dua puluh menit setelah Betty Oktaviana Darea sebagai pemandu acara membuka sesi dan memperkenalkan pemateri kepada peserta MPLS yang merupakan gabungan dari tiga gugus siswa, yaitu gugus macan, cenderawasih, badak.

Pemaparan materi diawali dengan memekikkan salam Tarakanita oleh seluruh peserta kegiatan, dan selanjutnya siswa diajak untuk memahami apa itu AI melalui metode tanya jawab yang diakhiri dengan kesimpulan oleh pemateri. AI dibahas karena berkaitan dengan kehadiran AI dalam berbagai teknologi informasi yang digunakan saat ini.

Pemaparan lebih lanjut terkait dengan pengalaman siswa dalam pemanfaatan AI di kehidupan sehari-hari. Pada bagian ini pemateri bertanya tentang manfaat AI dalam kehiduan manusia dan ditanggapi oleh beberapa siswa. Tanggapan siswa beragam, namun mewakili fakta tentang fungsi AI dalam kehidupan manusia seperti sarana untuk mengerjakan tugas, pengubah suara, dan edit foto.

Setelah pemaparan tentang fungsi AI, dilanjutkan dengaan pemaparan materi tentang bahaya yang perlu diantisipasi dari penggunaan media sosial seperti interaksi dengan orang dengan niat jahat atau manipulatif, kemalasan karena termanjakan oleh konten yang menyenangkan, brain rot (pembusukan otak) yang diakibatkan oleh banjir informasi singkat dan random khususnya pada konten video di media sosial seperti TikTok dan Instagram, serta ketagihan akan kesenangan bermedia sosial karena dopamin yang terus menerus distimuli oleh konten yang menarik dan reaksi orang lain terhadap konten yang kita upload.

Sosialisasi yang dibawakan oleh alumni Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta ini mengakhiri pemaparan materi dengan membuat tujuh poin kesimpulan tentang bagaimana bijak bermedia sosial, sebagai berikut. 1) jaga privasi & jejak digital; 2) cek fakta sebelum sebarluaskan; 3) gunakan bahasa yang santun & sopan; 4) kendalikan emosi dan hindari curhat publik; 5) batasi waktu bermedia sosial; 6) ikuti akun positif dan hindari akun negatif; 7) bangun citra dirimu secara otentik.

Penulis: Wilkar Loisoklay

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun