Mohon tunggu...
Siti Miftahul Rahmah
Siti Miftahul Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

saya suka nonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Lapangan Tempe Tahu di Paguyuban Kacang Kedelai "Sedulur Rukun" Perumahan Kopti, Kalideres

3 Juli 2023   16:56 Diperbarui: 3 Juli 2023   17:04 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama narasumber

 

Pada hari Selasa, 27 Mei 2023 saya mengunjungi sebuah Paguyuban Kacang Kedelai "Sedulur Rukun" yang berada di Perumahan Kopti, Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Saya datang bersama seluruh mahasiswa jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam kelas 2A Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, seluruh mahasiswa BPI 2A dibagi menjadi beberapa bagian dan berpencar ke berbagai rumah yang berada di perumahan Kopti. KOPTI ini merupakan singkatan dari Koperasi Tempe Tahu Indonesia. 

Tujuan utama saya mengunjungi perumahan tersebut adalah untuk melakukan praktik lapangan serta untuk memenuhi tugas akhir semester dari mata kuliah Pengantar Pengembangan Masyarakat, dengan dosen pengampu M. Jufri Halim, S.Ag.,M.Si. Paguyuban ini merupakan salah satu program dari pemerintah untuk mengumpulkan semua pengrajin kacang kedelai untuk berada disatu tempat, agar bisa mempermudah pemerintah untuk kunjungan. Dan dengan dibuatnya sebuah perumahan untuk mengumpulkan para pengrajin yang berasal dari berbagai daerah membuat para pengrajin tersebut menjadi lebih kompak dan mudah dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.

Perumahan Kopti terkenal sebagai pusat pengelolahan tempe tahu di Jakarta Barat (Centra Jakarta Barat). Dan penjualannya disebarluaskan di seluruh wilayah Jakarta. Omset dari penjualan tersebut cukup besar, hingga ada beberapa pengrajin yang sudah berhasil membeli mobil, rumah dan berbagai macam barang lainnya.

Dan saya berkesempatan untuk melakukan studi lapangan serta mewawancarai Bapak Syahroni, beliau sebagai anggota dari koperasi dan juga sebagai Inisiator pertama Paguyuban Kacang Kedelai "Sedulur Rukun". Bapak Syaroni menceritakan awal mula berdirinya Perumahan Kopti ini, yang pada awalnya para pengrajin menyebar diberbagai daerah lalu dikumpulkan oleh pemerintah. Proyek ini dimulai pada tahun 1991, dan mulai bisa ditempati pada awal tahun 1993 atau 1994.

Pengelolahan kedelainya bisa dibuat menjadi susu, keripik, cambah (tauge). Namun untuk didaerah Perumahan KOPTI ini, pemakaiannya khusus untuk membuat tahu dan tempe. Bapak Syahroni memulai bisnis tempe ini sejak tahun 1994, sedangkan kedelai sejak tahun 2016. Keseluruhan kedelai nya berasal dari Amerika, dan semua diperjualbelikan mulai dari kacang kedelai, tempe, dan tahu. Alasan Pak Syahroni memilih untuk menjadi pengrajin tempe tahu karena tempe tahu sudah termasuk makanan pokok Indonesia dan disukai oleh banyak masyarakat. Pembuatan tahu ini membutuhkan waktu yang cukup lama, dimulai dari proses perendaman kacang kedelai hingga pencetakan. Sedangkan, pembuatan tempe membutuhkan waktu empat hari. Dimulai dari perendaman hingga penambahan ragi serta menunggu fermentasi dari kacang kedelai tersebut.

Dan pada awalnya, Pak Syahroni memilih untuk menggunakan kedelai dan menjadi pengrajin tempe tahu karena berawal dari ikut saudara lalu mulai menguasai ilmunya dan  mulai belajar sendiri. Dan hingga saat ini Pak Syahroni masih menjadi pengrajin tahu tempe.

 Dengan adanya komplek perumahan Kopti ini selain membuat para pengrajin tersebut menjadi lebih kompak dan mudah dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah, bermanfaat juga bagi masyarakat sekitar. Karena masyarakat sekitar banyak yang menjadi supplier dan juga pekerja di tempat para pengrajin. Dan Pak Syahroni sendiri mempunyai pegawai sebanyak 12 orang pegawai dan satu diantaranya adalah keponakan beliau sendiri.

Selama berjualan, Pak Syahroni dan para pengrajin juga mempunyai kendala dalam usahanya, kendala yang sering beliau alami yaitu di harga. Karena kedelai berasal dari impor dan para pengrajin ngikutin masa panen disana. Kalau disana panen kedelainya bagus harganya jadi murah, tetapi kalo kacang kedelai tersebut gagal panen maka harganya menjadi mahal, dan harga kacang kedelai mengikuti nilai dollar jadi jika nilai rupiah melemah harganya jadi mahal dan kalau rupiah menguat harganya menjadi murah. Penjualan pak Syahroni sebanyak seminggu 2 kali dan sebulan 8 kali, bahkan setiap Minggu harganya selalu meningkat.

Selain itu Pak Syahroni dan para pengrajin mempunyai harapan kepada pemerintah, harapannya yaitu alangkah baiknya jika kedelai ditangani oleh pemerintah agar harga kacang kedelai bisa distabilkan. Dan swasembada pangan di Indonesia harus dinaikan supaya tidak bergantung dengan impor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun