Mohon tunggu...
Hani Rai
Hani Rai Mohon Tunggu... Petani - Belajar jadi petani

blogging, handcrafting, journaling, eco farming

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Biji Mungil untuk Sahur: dari Chia, Kacang Merah, sampai Tempe

17 Maret 2024   20:00 Diperbarui: 17 Maret 2024   20:11 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pribadi @hani_rai

Sahur apa besok ? Hmm.. ini adalah pertanyaan yang memusingkan. Bagaimana tidak, makan sahur dengan kondisi terpejam membuat agak malas. Belum lagi persiapannya. Mungkin kuat kuat saja jika tidak sahur, tapi mencari keberkahan dengan makan sahur itu yang penting.

Karena makanan perlu dicerna sebagai motor penggerak tubuh, maka alangkah bijak jika kita memilih makanan yang tepat untuk sahur. Makan daging memang menggugah selera, namun daging butuh waktu lama untuk dicerna. Pilihannya lalu beralih pada makanan berserat namun juga sumber protein. Memangnya ada?

Sumber serat sumber protein
Jika dalam benak kita sumber serat ada pada sayur dan buah, itu tidaklah keliru. Sayur dan buah juga mengandung nutrisi lainnya yang diperlukan tubuh. Nah, ternyata ada sumber serat yang lebih tinggi daripada kale, wortel, brokoli, bayam, kembang kol, apel, alpukat ataupun mangga.

Itu adalah superfood yang...yeah..sayangnya sebagian besar bukan produk lokal alias produk impor karena memang banyak dari tanaman tersebut tidak tumbuh di Indonesia. Sumber serat tinggi sekaligus superfood ini ada pada biji-bijian/seed, legume, nut, dan grain.

Dari biji-bijian, juaranya adalah chia seed (biji chia), flax seed (biji rami), dan pumkin seed (biji labu). Cukup mengejutkan, karena biji chia ini bentuknya sangat kecil, berwarna hitam, namun ia dapat mengembang saat direndam dalam air.

Dari legume, ada kacang putih, kacang merah, kacang hitam, kacang polong, lentil, chickpea (garbanzo), juga tempe (kedelai).

Dari kelompok grain, makanan kaya serat ada pada barley, oat, quinoa, beras coklat, beras merah, juga beras hitam.

Lalu bagaimana cara kita mengkonsumsi makanan tersebut yang kurang umum sebagai pilihan makan orang Indonesia ?

Setahu saya, chia dan pumkin seed/pepita berasal dari Amerika Latin. Demikian juga aneka kacang warna warni, sering muncul dalam hidangan mereka. Orang India mengolah aneka jenis lentil sebagai masakan. Masakan western juga banyak mengolahnya dalam salad dan sup. Kini biji-bijian dan legume menjadi sumber protein bagi vegetarian sehingga konsumsinya meluas di penjuru dunia.

Saya kok yakin, sebetulnya negri ini juga punya kacang lokal yang tak kalah bergizinya, seperti kacang tolo, kacang koro, gudhe, benguk, dll. Di Gunung Kidul DIY, gudhe merupakan kacang-kacangan yang melimpah namun memiliki konotasi sebagai makanan murah. Demikian pula tempe koro di  Kulon Progo DIY, jadi makanan sehari-hari.

Padahal kalau ditengok gizinya, (mungkin) kacang legume lokal ini tak kalah dengan kacang-kacangan impor yang kadung kondyang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun