Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

U-20 Indonesia Sedikit Lebih Baik dari Thailand, Maaf Apa itu Coach Educator?

17 Februari 2025   20:26 Diperbarui: 17 Februari 2025   21:07 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

PSSI bercerminlah!

Memang, sebelum Piala Asia U-20 2025 berlangsung, jujur saya sudah tidak yakin dengan pasukan Garuda Muda U-20 ini. Bahkan indikator dari serangkaian TC hingga laga uji tanding mau pun turnamen yang diikuti oleh Timnas Indonesia U-20, sebut saja di Italia, Prancis, Korea Selatan, Jepang hingga menggelar turnamen bergengsi di Indonesia, semuanya menununjukan bahwa anak asuh Indra Sjafri ini, sulit berkembang dalam rapor intelegensi dan personality, hingga sektor teknik pun ikut kurang berkembang.

Sejatinya, terkait panjangnya persiapan Timnas Indonesia U-20 ini, saya sebut bahwa itu sekadar ikhtiar, upaya. Namun, terkait SDM pemain Timnas U-20 yang ada dan terpilih dalam skuat Piala Asia U-20, saya sebut, itu juga yang terbaik dimiliki Indonesia. Hasil pembinaan berdarah-darah para pegiat sepak bola akar rumput. Di bina di klub pun, klub hanya tinggal comot. Intinya, bukan hasil pembinaan PSSI.Tetapi Erick Thohir mau PSSI mendunia dengan jalan pintas, instan.

Bila Timnas Indonesia U-17 tidak belajar dan bercermin dari Timnas U-20, saya pikir akan mengalami nasib serupa. Karena masalahnya sama, yaitu ada pada I dan P pemain yang SDMnya stoknya hanya "itu".

Saya pikir, saat Timnas U-20 dibebani target lolos ke Piala Dunia U-20, yang kasih target ini lupa, bila Garuda Muda hanya isi para pemain pembinaan lokal Indonesia. Jadi, targetnya hanya asal-asalan.

Bila netizen menghujat pelatih, saya juga yakin para penghujat lupa, bila Indra Sjafri ini di bantu para legenda sepak bola Indonesia. Ada Kurniawan, Bima, Eko. Jadi, saya pikir masalahnya memang ada pada SDM pemain yang rapor TIPSnya memang masih lemah, meski mereka adalah yang terbaik dari SDM pemain U-20 yang ada di Indonesia.

Coach edukator

Melalui artikel ini, saya juga gregetan, lho. PSSI lagi gencar melahirkan coach edukator. Bila tidak salah, para coach ini, nantinya akan dijadikan instruktur pelatih lisensi D. Maaf, lihatlah SDM pemain Timnas U-20. Dari segi TIPS, kita semua dapat menilai. Sudah disiapkan lama dengan biaya mahal. Hasilnya, dalam dua laga di Piala Asia U-20, tidak nampak seperti tim yang sudah lama dipersiapkan. Apa masalahnya.

Jawabnya, coba lihat PSSI! Di sepak bola akar rumput yang SDMnya pemainnya sama dengan siswa PAUD di sekolah formal, apakah para pelatihnya memiliki standar pendidikan yang benar?

Untuk jadi guru PAUD saja minimal harus mengantongi ijazah S1/D4. Bagaimana para pelatih/guru di sepak bola akar rumput? Yang berlisensi D, C, dst, berapa yang berijazah formal S1/D4?

Apakah syarat untuk coach edukator yang kini sedang digiatkan PSSI, juga menggunakan syarat ijazah formal bagi para calonnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun