Aku mencintaimu, Kartini
Bukan hanya hari ini saja
Bukan hanya saat kukenakan kebaya
Bukan hanya beberapa detik setelah kubaca buku biografi tentangmu yang kuhapal fotonya di kepala: pohon bunga kantil di halaman kabupaten Jepara
Bukan hanya saat mulutku ternganga mendengarkan cerita Eyang Buyut di usia sangat lanjutnya saat beliau sebagai rakyat jelata menyongsongmu dalam iringan kereta kuda
Aku mencintaimu, Kartini
Seperti cintaku pada Ratu Shima dari Kalingga yang terkenal dengan keadilannya
Seperti cintaku pada Ratu Kalinyamat dan perlawanannya kepada Portugis saat mengirimkan armada laut ke Malaka
Aku mencintai seorang perempuan yang hanya sempat hidup selama 25 tahun sejak 1879 di bumi Indonesia
Aku mencintai goresan lukisanmu yang hanya kukenal lewat buku-buku yang kubaca
Aku mencintai seni ukir macan kurung Jepara yang dipahat dari kayu utuh dan kau lantangkan ke dunia luar Indonesia sana
Kau tahu, Kartini
Terngiang di kepalaku kau berkata lembut seperti umumnya priyayi Jawa kepada seorang ulama,
“Bapa,
mbok menawi mboten ndadosaken repoting Bapa,
punapa Bapa kersa nulung kawula?”
Pintamu, Kartini:
Sebuah kitab suci adalah untuk dimengerti.
Terjemahkan ia ke bahasa yang kupahami
Karena cahaya Al Fatihah telah merasuk di hati
Indonesia terjajah Belanda tiga abad lamanya
Tak boleh ada terjemahan Al Qur’an Kitab yang Suci
Sang Ulama lalu menuliskan ayat-ayat Al Qur’an dalam tulisan Arab tanpa harakat dalam bahasa Jawa yang sejak lama kau mengerti
Untukmu, Kartini
Minadz dzulumaati ila annuur
Dari kegelapan menuju Cahaya
Habis gelap, terbitlah terang.
Bukankah itu sangat sangat manis?
Maka kubacakan lagi kini kepadamu:
Kanthi nyebat asma Allah Ingkang Maha Mirah tur Ingkang Maha Asih.
Sedanten puji punika kagunganipun Allah ingkang mangerani alam saisinipun
Ingkang Maha Mirah lan ugi Ingkang Maha Asih
Ingkang nggadhahi ing dinten agami
Namung dumateng Paduka kawula manembah, lan namung dumateng Paduka kawula nyuwun pitulungan
Dhuh Allah, mugi nedhahaken margi ingkang leres dumateng kawula
(Inggih punika) marginipun para tiyang ingkang Paduka sami paringi nikmat sanes marginipun tiyang ingkang Panjenengan paringi bendu lan tiyang ingkang sami kesasar.
Hasanudin
1.32 WIB
10 Maret 2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI