Mohon tunggu...
siti solehah
siti solehah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Rajin Membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pelatihan Pembuatan Susu Jagung di Desa Jeblog Melalui Inovasi Pangan Lokal: Susu Jagung Sebagai Upaya Pencegah Stunting dan Pemenuhan Gizi Seimbang

18 Agustus 2025   21:20 Diperbarui: 18 Agustus 2025   21:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Program Kerja SUJAGIAT  dI Posyandu Dukuh Jeblog Kidul, UNISRI (2025)

Klaten, 27 Juli 2025 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Slamet Riyadi Surakarta (Unisri) melaksanakan program unggulan bertajuk SUJAGIAT (Susu Jagung Gizi Anak Tangguh) di Dukuh Jeblog Kidul, RT 08 RW 04, Desa Jeblog, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, pada Minggu, 27 Juli 2025 pukul 15.00 WIB.

Program ini diinisiasi oleh Siti Solehah (NPM 22600032), mahasiswa Fakultas Teknologi dan Industri Pangan, Program Studi Teknologi Pangan, dari Kelompok 24 KKN, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, dengan bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Damayanti Suhita, M.Si. Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan edukasi gizi dan pelatihan pengolahan pangan berbasis jagung kepada masyarakat, khususnya kader posyandu dan ibu balita, sebagai upaya nyata dalam mendukung pencegahan stunting.

Stunting merupakan permasalahan gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan anak lebih rendah dibandingkan standar usianya, akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama. Menurut data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi dan menjadi salah satu isu prioritas nasional. Oleh karena itu, inovasi pangan bergizi lokal sangat diperlukan untuk mendukung pemenuhan gizi seimbang pada anak.

Melalui program SUJAGIAT, masyarakat diperkenalkan pada pembuatan susu jagung sebagai minuman fungsional yang kaya karbohidrat kompleks, serat pangan, vitamin B, vitamin C, serta mineral seperti magnesium dan fosfor. Susu jagung dinilai sebagai alternatif sumber gizi yang mudah diperoleh, ekonomis, dan dapat diterima oleh anak-anak. Selain itu, ampas hasil pembuatan susu jagung diolah kembali menjadi puding jagung, sehingga mengurangi limbah pangan sekaligus meningkatkan nilai tambah produk.

“Program ini tidak hanya berfokus pada penyediaan minuman sehat, tetapi juga membantu mengembangkan keterampilan inovasi masyarakat. Harapannya, ibu-ibu dapat mempraktikkan kembali di rumah, sehingga anak-anak terbiasa mengonsumsi makanan bergizi sejak dini. Dengan demikian, upaya pencegahan stunting dapat dilakukan mulai dari lingkungan keluarga,” ujar Siti Solehah, pelaksana program.

Pelatihan berlangsung secara partisipatif, di mana peserta secara langsung mempraktikkan tahapan pembuatan susu jagung, mulai dari pengukusan, pemblenderan, penyaringan, hingga pemanasan untuk menjamin keamanan produk. Diskusi interaktif juga dilakukan mengenai variasi rasa dan cara penyajian agar susu jagung lebih menarik bagi anak-anak.

Kegiatan ini mendapat respons positif dari warga. Salah satu kader posyandu, Ibu Ambar, mengungkapkan, “Pelatihan ini sangat bermanfaat karena memberikan pengetahuan baru kepada kami. Susu jagung ternyata mudah dibuat dan gizinya baik untuk anak-anak. Kami berharap bisa terus mengembangkan olahan ini di posyandu.”

Senada dengan hal tersebut, salah seorang ibu balita, Ibu Nisa, menyampaikan, “Anak saya biasanya sulit minum susu sapi. Setelah mencoba susu jagung, ternyata rasanya enak dan anak saya mau meminumnya. Ini bisa jadi solusi praktis bagi kami sebagai orang tua.”

Antusiasme masyarakat menunjukkan bahwa program SUJAGIAT tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menghadirkan solusi nyata dalam pemenuhan gizi keluarga. Dengan adanya inovasi pangan lokal ini, diharapkan dapat terbentuk kebiasaan baru dalam konsumsi pangan sehat, sekaligus mendukung target penurunan stunting di tingkat desa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun